Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Rencana Konversi Kompor Listrik yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 22/09/2022, 08:08 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tengah berencana mendorong masyarakat untuk beralih dari gas ke kompor listrik. Untuk itu, dilakukan uji coba di beberapa daerah seperti Denpasar dan Solo dengan pembagian kompor listrik gratis.

Uji coba saat ini telah dilakukan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Setelah uji coba berhasil dilakukan, baru kebijakan konversi kompor listrik ini diterapkan oleh pemerintah.

Lantaran masih diujicobakan, pemerintah saat ini belum dapat menjelaskan secara teknis mekanisme konversi kompor listrik tersebut.

Baca juga: PLN: Konversi Elpiji ke Kompor Listrik Bisa Hemat Rp 8.000 Per Kg

Namun, ada beberapa fakta yang dapat diketahui terkait rencana konversi kompor listrik pemerintah.

1. Pembagian kompor listrik induksi 1.000 watt

Pemerintah melalui Kementerian ESDM mulai melakukan uji coba konversi kompor elpiji 3 kg ke kompor listrik atau kompor induksi 1.000 watt. Tahap awal ini uji coba dilakukan di Denpasar, Solo, dan Sumatera.

Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, uji coba ini dilakukan untuk melihat respon masyarakat dalam menggunakan kompor listrik. Kemudian juga, untuk melihat kesesuaian kapasitas daya tungku.

“Iya betul, sedang diuji coba oleh PLN di Denpasar, Solo dan disiapkan di salah satu kota di Sumatera. Ini uji coba utk melihat keberterimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek keteknikannya, misalkan berapa kapasitas daya tungku yang cocok,” kata Dadan kepada Kompas.com, Selasa (20/9/2022).

Dalam uji coba kompor listrik induksi 1.000 watt ini, maka setiap rumah tangga yang diuji cobakan akan diberikan 1.000 unit kompor listrik. Tak hanya itu, masyarakat juga diberikan set alat masak dari PLN untuk memudahkan penggunaan kompor listrik.

“Untuk uji coba ini, setiap kota ada 1.000 rumah tangga yang mendapat kompor listrik induksi dan alat masak dari PLN,” ucap dia.

Baca juga: Soal Konversi Kompor Elpiji ke Listrik, Menteri ESDM Tunggu Hasil Uji Coba PLN

2. Pembagian kompor listrik induksi untuk 300.000 rumah tangga

Pemerintah bakal memberikan paket kompor listrik gratis kepada 300.000 rumah tangga miskin yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) pada tahun ini.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana menjelaskan, nantinya setiap rumah tangga miskin itu akan menerima satu kompor listrik gratis dengan dua tungku, satu alat masak, dan satu alat MCB (miniature circuit breaker) atau meteran listrik yang khusus untuk kompor listrik.

"Rencananya tahun ini 300.000 (penerima). Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dana dayanya dinaikin,” ujarnya ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (20/9/2022).

3. Pembagian kompor listrik pemerintah seharga Rp 1,8 juta

Rida juga menjelaskan, pada dasarnya nilai paket pembagian kompor listrik pemerintah yanggratis tersebut sebesar Rp 1,8 juta karena masing-masing tungku berukuran 800 watt, namun nantinya salah satu tunggu akan dinaikkan menjadi di atas 1.000 watt.

Peningkatan daya salah satu tungku kompor listrik pemerintah itu yang membuat nilai paket diperkirakan mencapai Rp 2 juta per rumah tangga miskin. Adapun peningkatan daya bertujuan agar waktu memasak menjadi lebih cepat.

"Jadi ada usulan yang satu tungkunya diubah lebih gede, nah itu lagi dikalkulasi berapa harganya, harusnya kan enggak Rp 1,8 juta lagi, mungkin Rp 2 juta, pasti lebih naik," jelas Rida.

Baca juga: Pemerintah Bagi-bagi Paket Kompor Listrik Gratis Seharga Rp 1,8 Juta

4. Kompor listrik diklaim lebih hemat

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/9/2022) Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penggunaan kompor listrik ini lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kompor elpiji 3 kg.

“Menggunakan kompor induksi biaya memasaknya bisa lebih hemat 10-15 persen,” kata Darmawan.

Darmawan merinci, harga keekonomiannya adalah Rp 19.698 per kg, dengan harga subsidi elpiji sebesar Rp 4.250 per kg. Dengan rantai pasok hingga ke masyarakat harga elpiji mencapai Rp 5.250 per kg, sehingga pemerintah memberikan subsidi senilai Rp 15.448 per kg.

Sementara itu, harga keekonomian kompor induksi yakni Rp 11.792 per kg listrik ekivalen dengan sekitar 7,18 Kwh. PLN melepas biaya listrik untuk memasak ekivalen Rp 4.550 yang dibayar masyarakat. Artinya per kalori memasak dibandingkan dengan elpiji akan lebih murah Rp 720.

Program konversi elpiji ke kompor listrik induksi 1.000 watt ini juga dipastikan tidak akan menambah beban biaya masyarakat. Karena, dalam hal penggunaan listriknya menggunakan jalur khusus yang berbedan dengan daya listrik yang terpasang oleh pengguna.

“Untuk kompor induksi, kami menggunakan MCB jalur khusus, yang artinya tidak tersambung dengan pola konsumsi listrik menggunakan struktur daya terpasang maupun golongan tarif lama,” lanjut Darmawan.

Baca juga: Tiga Kota Ini Mulai Uji Coba Kompor Listrik 1.000 Watt

5. Pemerintah siapkan Rp 5 triliun

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, pembagian kompor listrik pemerintah untuk masyarakat dengan total anggaran mencapai Rp 5 triliun.

"PLN akan menggelontorkan lagi Rp 300 miliar untuk membagikan kompor listrik. Kalau ini sukses, pemerintah tahun depan akan menambah lagi Rp 5 triliun untuk membagikan kompor listrik selama 5 tahun ke depan," ujar Erick dalam kunjungan kerja di Belanda, Sabtu (3/9/2022).

Demikian beberapa fakta rencana kompor listrik pemerintah yang saat ini masih dalam tahap uji coba, yaitu dengan pembagian kompor listrik secara gratis untuk 300.000 rumah tangga.

Baca juga: Pakai Kompor Listrik Bakal Lebih Hemat atau Boros Biaya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com