Hal serupa juga terjadi pada kendaraan berbahan bakar gas, di mana pemerintah awalnya juga gencar membangun SPBG. Namun kini arah angin berubah, di mana pemerintah kini ganti giat mengampanyekan stasiun pengisian listrik umum (SPLU) untuk mobil listrik.
Hingga saat ini, cukup banyak SPBG yang sudah terlanjur dibangun juga tercatat mangkrak.
Sejatinya, listrik yang dinikmati masyarakat juga sebagian berasal dari gas alam yang dibakar di pembangkit.
Baca juga: Besaran Bunga Shopee Paylater, Denda, dan Cara Menghitungnya
Di era Presiden SBY, upaya konversi minyak tanah ke elpiji juga jadi kontroversi. Ini karena pemerintah lebih memilih penggunaan elpiji yang harus diimpor ketimbang memanfaatkan gas alam Indonesia.
Sejatinya, sebelum muncul konversi minyak tanah ke elpiji, sempat muncul pula rencana konversi dari minyak tanah ke batu bara. Belakangan, konversi penggunaan gas batu bara juga kembali mengemuka beberapa tahun belakangan ini.
Gagasan konversi minyak tanah ke batu bara yang saat itu sudah mulai dikampanyekan tiba-tiba dibatalkan begitu saja.
Kala itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla, medio 2006, tiba-tiba menyatakan bahwa konversi ke batu bara diganti ke elpiji. Pergantian konversi secara tiba-tiba sempat membuat masyarakat kebingungan.
Baca juga: Lokasi Stasiun Kereta Cepat Kejauhan dari Pusat Kota, Ini Strategi Erick Thohir
Penggunaan elpiji ketimbang minyak tanah memang memiliki sejumlah kelebihan seperti harga yang lebih murah maupun dari sisi kepraktisan dan kebersihan.
Saat awal-awal konversi minyak tanah ke elpiji, minyak tanah mulai hilang dari pasaran yang memicu banyak protes masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.