Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Shell, Raksasa Minyak Dunia yang Asal-usulnya dari Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 23/09/2022, 08:21 WIB
Muhammad Idris

Penulis

 

KOMPAS.com - Siapa tak kenal dengan Shell, salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar dunia. Perusahaan ini sejatinya adalah perusahaan Belanda namun terdaftar di Inggris.

Tak banyak tahu jika perusahaan ini bermula dari Indonesia saat masih dijajah Belanda. Shell adalah perusahaan tua yang sudah berdiri di Hindia Belanda dan masih tetap eksis hingga saat ini.

Sejarah Shell

Dikutip dari laman resminya, Shell awalnya terbentuk dari Aeilko Jans Zijklert, seorang Eropa asal Jawa Timur yang memutuskan pindah ke Pantai Timur Sumatera.

Aeilko Jans Zijklert bekerja di perkebunan tembakau setelah pemerintah Hindia Belanda membuka investasi perkebunan partikelir di Sumatera di tahun 1880. Di masa itu pula, Hindia Belanda tengah menerapkan tanam paksa.

Baca juga: Bak Bumi dan Langit, Membandingkan Laba Pertamina Vs Petronas Malaysia

Setelah berkeliling Sumatera, ia menemukan jejak cadangan minyak besar di Langkat, Sumatera Utara. Di mana setelah diteliti, kandungan minyak itu mengandung 62 persen parafin.

Insting bisnisya pun muncul. Usai menemukan minyak, ia memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya. Ia lantas meminta izin dari penguasa lokal yakni Sultan Langkat untuk mengeksplorasi minyak pada tahun 1884.

Uang tabungan yang sudah lama dikumpulkan Zijklert kemudian dipakai untuk membiayai eksplorasi dan eksploitasi minyak. Namun apes yang didapat, sumur yang dibornya ternyata kering alias tidak banyak menghasilkan minyak.

Uang yang dihabiskan pun tak sedikit. Tak menyerah, ia mencoba peruntungannya dengan mengebor di sumur lain yakni di daerah Telaga Said dekat desa bernama Pangkalan Brandan di Sumatera Utara.

Baca juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi di Sabah hingga Aset Petronas Disita?

Kali ini Zijklert berhasil. Dia menemukan minyak yang besar di sumur baru yang kemudian dikenal sebagai Telaga Tunggal 1. Tak lama kemudian, sumur ini mulai berproduksi dalam jumlah komersial.

Pada tahun 1890, setelah mendapatkan untung besar dari minyak, Zijlker merasa cukup percaya diri mendirikan perusahaan bernama Royal Dutch Company yang dicatatkan di Den Hag.

Ketika Zijklert meninggal pada 27 Desember 1890, rekannya De Gelder yang bersama-sama ikut mengerjakan pengeboran minyak menemukan sumur baru lainnya di Pangkalan Brandan.

Pengeboran pun langsung dilakukan, kemudian ia juga membangun fasilitas pengiriman minyak di Pangkalan Susu agar minyak bisa diekspor melalui laut.

Baca juga: Boros Mana Masak Pakai Kompor Listrik Vs Elpiji?

Pada tahun 1898, pemerintah Hindai Belanda juga telah menyelesaikan pembangunan fasilitas penyimpanan dan dermaga yang akan menjadi pelabuhan pengiriman minyak pertama di Pangkalan Susu.

Sementara itu di Kalimantan pada tahun 1897, perusahaan lain, Shell Transport and Trading Company Ltd juga menemukan minyak di Kalimantan Timur dan pada tahun yang sama mendirikan kilang kecil di Balikpapan, yang mulai beroperasi pada tahun 1899.

Kilang di Balikpapan ini yang kemudian menjadi salah satu cikal bakal Pertamina. Pada pergantian abad dari abad ke-19 ke abad ke-20, sumur minyak telah banyak ditemukan di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Timur, dan Kalimantan Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com