Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Pelaku UMKM Masih Punya Banyak Tantangan

Kompas.com - 22/09/2022, 21:15 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo menilai perempuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih memiliki berbagai tantangan.

Padahal kata dia, lebih dari 64 persen UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan dengan proyeksi kontribusi senilai 135 miliar dollar AS pada tahun 2025.

"Sangat besar (perannya), namun masih banyak tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha perempuan, khususnya dari akses permodalan. Hanya 2,3 persen startup yang dipimpin oleh perempuan yang mendapatkan pendanaan," kata dia secara virtual dalam peluncuran Akselerasi Bisnis (AKSI) Perempuan di Jakarta, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5,3 Persen pada 2022, Ini Penopangnya

"Oleh karenanya, sudah tepat sekali langkah program AKSI Perempuan pada hari ini, yang menunjukkan keberpihakan terhadap perempuan dengan peningkatan kapasitas dan kualitas," lanjutnya.

Keberpihakan terhadap perempuan dinilai sangatlah diperlukan, terutama dalam mempersiapkan pelaku usaha menghadapi era digitalisasi yang semakin terakselerasi oleh pandemi Covid-19.

Sementara itu, Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM Siti Azizah menekankan pentingnya menciptakan wirausaha-wirausaha baru yang inovatif dan berkelanjutan sehingga dapat membuka lapangan kerja.

Apalagi dari 64,2 juta UMKM, sekitar 99 persen adalah pengusaha mikro yang memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 61,07 persen, investasi sebesar 60,4 persen, dan ekspor sebesar 14,3 persen.

Baca juga: Sri Mulyani: Kenaikan Suku Bunga The Fed Sudah Terprediksi

Dia bilang program AKSI Perempuan dapat membangun jiwa kewirausahaan perempuan dalam bisnis.

"Untuk itu AKSI perempuan diharapkan dapat membangun motivasi wirausaha perempuan, berupa aksi untuk berinovasi, berkreativitas, serta berkolaborasi dengan memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan usahanya. Sehingga, tentunya diharapkan para pengusaha wanita ini mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional," tutur Siti.

Sedangkan Co-Founder & Chief Executive Officer Tjufoo, TJ Tham menuturkan, perempuan masih membutuhkan dukungan untuk menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan bisnis.

Berdasarkan hasil studi Smeru Research Institute, 82.3 persen UMKM milik perempuan mengeluhkan kekurangan modal sebagai hambatan di masa pandemi di tengah penjualan yang turun dan biaya produksi yang meningkat.

Baca juga: Menaker Ida Serahkan BSU kepada 3.648 Pekerja di Tegal

Sementara itu, dua tantangan utama yang mereka hadapi adalah strategi bisnis yang perlu diubah (80,4 persen) dan arus kas operasional yang terganggu (79,4 persen).

AKSI Perempuan kata dia, juga menawarkan pendekatan holistik dan dukungan sistem untuk mendampingi para pengusaha wanita atau womenpreneur bertumbuh.

Sebagai brand aggregator yang fokus pada pasar Indonesia, Tjufoo berkomitmen dalam membantu menumbuhkan potensi bisnis lokal melalui akuisisi strategis yang disertai pendampingan secara berkelanjutan.

Setiap brand yang bergabung dengan Tjufoo bukan hanya mendapat bantuan pendanaan, namun juga akses terhadap ekosistem inklusif dan ahli profesional untuk membantu memenuhi target pertumbuhan masing-masing bisnisnya.

"Program AKSI Perempuan diharapkan dapat memperkuat komitmen Tjufoo dalam pengembangan direct-to-consumer brands dan melahirkan the next generation of female founders and leaders di Tanah Air," ujar TJ.

Baca juga: Dongkrak Kredit UMKM, Bank Maksimalkan Potensi Stimulus Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com