Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Tips Mengatur Keuangan dan Investasi Pasca Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 23/09/2022, 13:18 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

Ilustrasi cara mengatur keuangan.DOK. Pixabay/HeungSoon Ilustrasi cara mengatur keuangan.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga minyak dan komoditas utama dunia lainnya secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kenaikan biaya produksi dan jasa di beragam sektor, serta ikut meningkatkan angka inflasi.

Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan, biaya subsidi dan kompensasi yang terus membengkak dan menggerus APBN membuat pemerintah mengurangi subsidi BBM (dengan menaikkan harga BBM) di awal September lalu.

“Di tengah kondisi ini, masyarakat perlu strategi keuangan yang tepat agar operasional rumah tangga tidak terganggu dan investasi untuk masa depan tetap berjalan lancar,” ungkap Freddy, dalam siaran pers, Jumat (23/9/2022).

Adapun tips mengatur keuangan yang bisa dilakukan masyarakat dalam menyikapi kenaikan harga BBM, yakni sebagai berikut:

Baca juga: 7 Tips Mudah Pasarkan Produk UMKM ke Supermarket

1. Kurangi pos pengeluaran rekreatif dan konsumtif

Freddy mengatakan, dalam waktu singkat, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berimbas pada keuangan rumah tangga, karena kenaikan biaya produksi dan logistik pada level produsen akan disalurkan ke konsumen dalam bentuk kenaikan harga.

“Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengurangi pos pengeluaran yang bersifat rekreatif dan atau ‘masih bisa ditangguhkan’, misalnya jalan-jalan ke cafe atau mal. Bagaimana pun, jika penghasilan tidak bisa ditambah, maka satu-satunya cara agar keuangan rumah tangga tetap sehat adalah dengan mengurangi pengeluaran pada pos yang tidak produktif,” kata Freddy.

Freddy menambahkan, dalam menyikapi kenaikan harga BBM masyarakat perlu menurunkan gaya hidup tanpa perlu menurunkan kebutuhan hidup. Misalkan, makan kebutuhan makan tiga kali sehari, tapi tidak perlu selalu di restoran.

2. Atur ulang arus kas dan pengeluaran

Freddy bilang, jangan pernah menggunakan pos dana darurat untuk kebutuhan rekreatif, atau untuk sekedar menjaga gaya hidup agar tetap sama seperti di era suku bunga rendah. Dana darurat, jika terpaksa, boleh dipakai untuk menutupi lonjakan biaya pengeluaran primer, seperti belanja makanan dan transportasi bulanan.

“Pada saat yang sama kita harus segera mulai membiasakan diri dengan mengatur ulang arus kas dari gaji atau penghasilan dan juga mengatur ulang pengeluaran primer. Untuk sementara, ada dua hal yang bisa dilakukan, yaitu kurangi jumlah yang dibeli atau cari substitusi dengan harga lebih rendah, sehingga jumlah atau volume tetap sama,” lanjut dia.

Baca juga: Mau Bangun Brand Awareness untuk Bisnis Rintisanmu? Ikuti 3 Tips Ini

3. Jangan korbankan masa depan

Pada umumnya kegiatan investasi dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan di masa depan, seperti untuk dana kebutuhan di masa pensiun maupun dana pendidikan anak. Untuk pemenuhan kebutuhan jangka panjang tersebut perlu dihindari pengurangan pada pos investasi.

“Ingat, pay yourself first atau sisihkan sebagian dari penghasilan saat ini untuk diri kita di masa depan. Kalau saat ini saja harga berbagai kebutuhan terasa mahal, apalagi di masa mendatang. Jadi, atur pengeluaran dan tetap sisihkan sebagian dari penghasilan saat ini untuk digunakan di masa depan,” tambah dia.

4. Selalu manfaatkan peluang investasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com