Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat Pembangunan Jargas dan Sosialisasi, PGN Perluas Pemakaian Gas Bumi untuk Sektor Rumah Tangga

Kompas.com - 23/09/2022, 18:43 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku sub holding gas Pertamina tengah berupaya memperluas pemakaian bahan bakar gas bumi untuk sektor rumah tangga di wilayah di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Adapun wilayah di Jateng bagian Selatan dan DIY yang dimaksud, yaitu Kebumen, Cilacap, Karanganyar, Solo, Sukoharjo, Purworejo, Kabupaten dan Kota Magelang, Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Klaten, serta Gunung Kidul.

Upaya perluasan itu sendiri dilakukan PGN dengan mempercepat pembangunan jaringan gas (jargas) dan melakukan sosialisasi pemanfaatan gas bumi kepada masyarakat di wilayah tersebut.

Direktur Sales dan Operasi PT PGN Faris Aziz menjelaskan bahwa pemanfaatan gas bumi memiliki banyak keunggulan.

“Pertama adalah lebih praktis. Hal ini karena gas disalurkan menggunakan pipa, sehingga lebih hemat tempat dan praktis untuk digunakan,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (23/9/2022).

Baca juga: Konversi Kompor Gas ke Listrik: Sasaran hingga Wilayah Uji Cobanya

Apabila pelanggan berlokasi jauh dari jalur pipa distribusi gas bumi, lanjut Faris, PGN dapat melayani menggunakan moda nonpipa yaitu compressed natural gas (CNG) atau liquefied natural gas (LNG).

Untuk keunggulan kedua, kata dia, gas bumi jauh lebih handal.

“Pasokan gas bumi selalu tersedia dengan kualitas terjamin. Dengan begitu, pelanggan tidak perlu khawatir kehabisan gas karena gas bumi tersedia 24 jam 7 hari,” imbuh Faris.

Selain itu, sebut dia, pembayaran pemakaian jargas juga praktis. Pelanggan dapat melakukan pembayaran secara online melalui Tokopedia, GoPay, Shopee, dan LinkAja.

Keuntungan lainnya, pelanggan bisa mengunduh aplikasi PGN Mobile untuk mengetahui informasi tentang pemakaian gas.

Baca juga: Cerita Warga di Malang Gunakan Kompor Berbahan Bakar Gas Metana, Sudah Dipakai Sejak 2019

“Selama pemakaian, pengukurannya tercatat akurat pada sistem secara otomatis dan gas yang dipakai itu lah yang dibayarkan. Jadi pembayaran gas cukup satu kali sebulan di rentang tanggal 6 sampai 20, sesuai dengan jumlah pemakaian yang tercatat pada sistem,” kata Faris.

Sementara itu, dari segi harga, Faris menjelaskan bahwa pelanggan bisa menghemat 20 sampai 25 persen dibandingkan menggunakan gas tabung.

Peralatan yang dipakai pada jargas, sebut dia, juga terjamin aman dan lengkap. Peralatan jaringan pipanya diklaim sudah sesuai dengan standar dan dipasang oleh teknisi yang bersertifikat.

“Selain itu, kami melakukan pemeliharaan jaringan secara rutin, demi kenyamanan pengguna,” jelas Faris.

Baca juga: Ada Pemeliharaan Jaringan, Besok PLN Padamkan Listrik di Wilayah Medansatria Bekasi

Digunakan oleh pelaku usaha

Pada kesempatan tersebut, Faris mengungkapkan bahwa gas bumi tidak hanya dipakai untuk kompor dapur pada rumah tangga, tetapi juga bisa digunakan oleh pelaku usaha atau komersial.

Bahkan, imbuh Faris, gas bumi bisa dipakai untuk bahan bakar boiler, oven, stove, rice cooker, water heater, dan laundry.

Adapun keunggulan gas bumi secara garis besar tetap sama dengan jenis rumah tangga, yaitu lebih hemat, aman, tersedia 24 jam, dan praktis.

“PGN memiliki produk Gaslink sebagai salah satu moda penyaluran gas bumi dalam bentuk CNG melalui moda nonpipa untuk sektor komersial, seperti rumah makan, industri, hotel, pusat perbelanjaan, rumah sakit (rs), dan perkantoran,” tutur Faris.

Baca juga: Tanda Pompa Bahan Bakar pada Mobil Minta Ganti

Dari sisi kandungan, ia menjelaskan bahwa gas bumi merupakan bahan bakar fosil dengan komponen terbesar yaitu metana (CH4) dengan persentase sebesar 92 persen.

Gas bumi, sebut dia, adalah salah satu bahan bakar teraman, terbersih, dan ramah lingkungan.

“Hal ini karena gas bumi menghasilkan lebih sedikit polusi daripada sumber bahan bakar fosil lain seperti minyak bumi dan batu bara,” ucap Faris.

Gas bumi untuk rumah tangga, lanjut dia, juga memiliki keunggulan lebih aman karena memiliki tekanan di bawah 100 milibar.

Baca juga: Diminati Warga, Kota Probolinggo Terus Tambah Jaringan dan Layanan Gas Bumi

Secara teknis, Faris menyatakan bahwa gas bumi masuk ke dalam kategori gas bertekanan rendah.

“Apabila terjadi kebocoran, tidak perlu panik. Langkah pertama yang dilakukan adalah menutup keran gas lalu membuka jendela atau ventilasi, supaya gas segera mengurai di udara terbuka,” imbuhnya.

Siap melayani calon pengguna

Ilustrasi kompleks perumahan yang dilengkapi fasilitas gas bumi.DOK. Humas PGN Ilustrasi kompleks perumahan yang dilengkapi fasilitas gas bumi.

Untuk memulai perluasan pemakaian gas bumi pada sektor rumah tangga, Faris mengatakan bahwa PGN telah siap melayani calon pengguna gas bumi di Jawa bagian selatan.

“Untuk informasi berlangganan, calon pelanggan bisa menghubungi Call Center Pertamina di nomor 135. Baik layanan dan gangguan akan terintegrasi di Contact Centre 135. Petugas kami akan segera menuju lokasi untuk melayani masyarakat,” jelasnya.

Faris mengungkapkan bahwa PGN menargetkan pembangunan gas bumi sebanyak 4 juta sambungan rumah (SR) pada 2024.

Jargas, kata dia, merupakan program strategis nasional untuk mewujudkan kedaulatan energi. Program ini sesuai dengan Nawa Cita yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Membangun Kedaulatan Energi lewat Gerilya dan Patriot Energi

“Dengan perhitungan 1 juta SR per tahun, PGN dapat mengurangi impor LPG sebesar 144 juga kilogram (kg) per tahun, menghemat belanja rumah tangga, mengurangi polusi, dan mendukung pertumbuhan gas bumi,” ucap Faris.

Begitu pula dalam pembangunan jargas, lanjut dia, PGN dapat menciptakan lapangan kerja bidang keproyekan maupun tenaga operasional dan menyerap 83.000 tenaga kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

IHSG Ditutup Naik 63 Poin, Rupiah Menguat di Bawah Level 16.200

Whats New
Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Jam Operasional Pegadaian Senin-Kamis, Jumat, dan Sabtu Terbaru

Whats New
Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Bos BI Optimistis Rupiah Bakal Kembali di Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Mendag Ungkap Penyebab Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000 Per Kilogram

Whats New
Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Kementan Gencarkan Pompanisasi hingga Percepat Tanam Padi

Whats New
Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Panen Ganda Kelapa Sawit dan Padi Gogo, Program PSR dan Kesatria Untungkan Petani

Whats New
Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Alasan BI Menaikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen

Whats New
Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Rumah di Pegadaian

Earn Smart
Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Cara dan Syarat Gadai HP di Pegadaian, Plus Bunga dan Biaya Adminnya

Earn Smart
Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Peringati Hari Konsumen Nasional, Mendag Ingatkan Pengusaha Jangan Curang jika Mau Maju

Whats New
United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com