Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sepekan, Aliran Modal Asing Keluar Rp 3,53 Triliun dari Indonesia

Kompas.com - 24/09/2022, 17:13 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar dari pasar keuangan Indonesia sebesar Rp 3,53 triliun sepanjang 19-22 September 2022. Aliran dana asing itu keluar melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN).

Secara rinci, dana asing yang keluar dari pasar SBN pada pekan ini sebesar Rp 3,80 triliun. Sedangkan pada pasar saham, dana asing tercatat masuk ke Indonesia sebanyak Rp 270 miliar.

"Berdasarkan data transaksi 19-22 September 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 3,53 triliun," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Sabtu (24/9/2022).

Baca juga: Pekan Ketiga September, Modal Asing Masuk RI Capai Rp 150 Miliar

Dengan demikian, berdasarkan data setelmen hingga 22 September 2022 (year to date/ytd), aliran modal asing yang keluar dari pasar SBN total mencapai Rp 148,11 triliun. Namun pada pasar saham, tercatat total dana asing masuk Rp 72,78 triliun secara year to date.

Adapun seiring keluarnya dana asing pada perdagangan pekan ini, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 137,05 bps per 22 September 2022 dari sebelumnya di level 108,86 bps per 16 September 2022.

Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun menjadi naik ke level 7,19 persen, sedangkan yield surat utang AS atau US Treasury 10 tahun naik ke level 3,714 persen.

Seiring dengan keluarnya dana asing dari Indonesia, kurs rupiah pun menunjukkan tren pelemahan dengan bergerak di kisaran level Rp 15.000 per dollar AS.

Pada Kamis (22/9/2022) nilai tukar rupiah di tutup di level Rp 15.015 per dollar AS, kemudian ketika dibuka pada perdagangan Jumat (23/6/2022), nilai tukar rupiah menjadi berada di level Rp 15.000 per dollar AS.

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata Erwin.

Kondisi terjadinya dana asing keluar (capital outflow) dan pelemahan kurs rupiah, tak lepas dari keadaan perekonomian Amerika Serikat (AS) yang menerapkan kebijakan moneter hawkish. Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) bahkan kembali menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin pada 22 September.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto mengatakan, pasca pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuannya 75 bps, memberikan sinyal arah kebijakan (stance) Bank Sentral AS akan tetap hawkish ke depannya.

Hal ini menyebabkan hampir semua mata uang di negara-negara Asia, termasuk kurs rupiah Indonesia, secara umum masih terus mengalami pelemahan. Meski demikian rupiah sempat sedikit membaik usai BI mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada 22 September 2022.

"Kemarin kurs rupiah melemahnya termasuk paling rendah, karena pasca pengumuman BI rate kurs rupiah sempat mengalami penguatan," ujar Edi dalam keterangannya, Jumat (23/9/2022).

Lebih lanjut, pergerakan kurs rupiah yang bertahan melemah pada perdagangan kemarin, juga dipengaruhi rilisnya data consumer confidence atau kepercayaan konsumen di United Kingdom yang mencatatkan level terendah baru yakni minus 49.

Level tersebut bahkan turun lebih jauh dibandingkan perkiraan dari hasil survei yakni minus 42 lantaran terjadi krisis biaya hidup. Edi bilang, penurunan kepercayaan konsumen di United Kingdom semakin membangun kekhawatiran negara-negara akan terjadinya krisis ekonomi global.

"Hal tersebut yang menyebabkan banyak mata uang khususnya di emerging market (negara berkembang) yang mengalami pelemahan," jelasnya.

Baca juga: Imbas Kebijakan AS, RI Sudah Kehilangan Dana Asing hingga Rp 120 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com