Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik, BI Perkirakan Inflasi September 1,1 Persen

Kompas.com - 24/09/2022, 22:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi September 2022 mencapai 1,1 persen secara bulanan (month to month/mtm). Penyebab terjadinya inflasi sepanjang bulan ini, di antaranya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan tarif angkutan.

Proyeksi indeks harga konsumen (IHK) tersebut berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga yang dilakukan BI hingga pekan keempat September 2022.

Adapun perkiraan inflasi bulan ini lebih tinggi dibandingkan Agustus 2022 yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,21 persen (mtm). Namun, secara tahunan inflasi Agustus 2022 sebesar 4,69 persen (year on year/yoy).

Baca juga: Inflasi Sri Lanka Melonjak jadi 70,2 Persen, Harga Pangan Meroket 84.6 Persen

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV September 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu ke-empat September 2022 diperkirakan inflasi sebesar 1,10 persen (mtm)," ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Sabtu (24/9/2022).

Ia menyebutkan, komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 yakni bensin sebesar 0,91 persen (mtm), dan angkutan dalam kota sebesar 0,05 persen (mtm).

Kemudian disusul angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan beras masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm). Serta telur ayam ras, pasir, semen dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm)

Meski demikian, terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi yaitu bawang merah sebesar -0,06 persen (mtm), lalu minyak goreng, daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar -0,03 persen (mtm).

Selain itu terdapat komoditas cabai rawit, tomat dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm), serta tarif angkutan udara sebesar -0,01 persen (mtm).

"BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut," kata Erwin.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan, laju inflasi September 2022 bisa mencapai 5,89 persen (yoy). Sementara inflasi di akhir tahun diperkirakan akan mencapai 6 persen secara tahunan (yoy).

Perkiraan itu mempertimbangkan dampak langsung dari penyesuaian harga BBM, terutama BBM subsidi yang berdampak pada kenaikan tarif angkutan umum dan harga barang lainnya.

Selain itu, diperkirakan selama 3 bulan ke depan dampak tidak langsung atau dampak lanjutan (second round impact) dari kenaikan harga BBM juga akan mulai terasa.

"Beberapa bulan ke depan dampak tidak langsungnya akan terasa dan mulai puncaknya di akhir tahun. Kemungkinan inflasi IHK sedikit lebih tinggi dari 6 persen. Kemudian melandai dan akan turun setelah itu,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (22/9/2022).

Baca juga: BI Tak Akan Agresif Naikkan Suku Bunga Acuan Jika Inflasi Terkendali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com