Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Prospek IHSG Pasca Kembali Dinaikannya Suku Bunga Acuan BI

Kompas.com - 26/09/2022, 16:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) kembali mengkerek suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada Rapat Dewan Gubernur BI periode September. Kali ini, bank sentral meningkatkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin atau 0,5 persen menjadi 4,25 persen.

Seiring dengan kenaikan suku bunga acuan BI7DRR, suku bunga deposit facility dan lending facility juga meningkat 0,5 persen, masing-masing menjadi 3,5 persen dan 5 persen. Langkah pengetatan keibijakan moneter diambil bank sentral untuk meredam laju inflasi, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global.

Lantas, bagaimana dampak dari kenaikan suku bunga acuan BI tersebut terhadap bursa saham Indonesia?

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Bank Mandiri Bersiap Kerek Bunga Kredit

Vice President Invofesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dalam jangka pendek wajar terjadi koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pasca kenaikan suku bunga acuan BI. Pasalnya, investor berpotensi melakukan aksi ambil untung atau profit taking.

"Dan kenaikan suku bunga proyeksinya akan berimbas negatif pasa sektor keuangan, properti, dan industri otomotif," ujar dia, kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Namun demikian, Ia menilai, di tengah suku bunga acuan yang lebih tinggi, prospek pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih positif. Ini didukung oleh berbagai data-data makro ekonomi yang baik.

"Oleh karena itu dalam jangka menengah panjang IHSG tetap bisa menguat seiring perbaikan kinerja emiten-emiten," katanya.

Lebih lanjut Ia menyebutkan, secara umum kenaikan suku bunga tidak berimbas positif ke kinerja sektoral. Tetapi, beberapa sektor dinilai cukup kuat terhadap kenaikan suku bunga.

Baca juga: Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Diyakini Tahan Pelemahan Rupiah

"Seperti telekomunikasi dan komoditas karena harga batu bara masih tinggi," ujarnya.

Sementara itu, Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project William Hartanto bilang, pasca BI mengumumkan kenaikan suku bunga acuan pada Kamis (22/9/2022) lalu, IHSG sempat menguat. Namun, penguatan ini disebut mengindikasikan kepanikan.

"Seharusnya pasar bisa mengartikan ini sebagai bentuk antisipasi terhadap Fed rate dan pengahan inflasi tinggi di Indonesia," tuturnya.

Secara teknikal, William menambah, IHSG masih berada dalam kondisi pasar yang datar atau sideways. Semenjak pengumuman kenaikan suku bunga BI, IHSG bergerak dalam rentang 7.020 - 7.257.

Menurutnya, kenaikan suku bunga berpotensi menguntungkan sektor perbankan dan pembiayaan. Maklum saja, kenaikan suku bunga acuan akan meningkatkan profitabilitas perusahaan sektor pembiayaan.

Sementara itu, sektor properti berpotensi menjadi sektor yang tertekan dengan tingkat suku bunga acuan lebih tinggi. Pasalnya, peningkatan suku bunga kredit dapat menekan demand terhadap perumahan.

"Namun pelemahan harga saham yang terjadi pada sektor ini dapat dimanfaatkan untuk buy on weakness, dikarenakan efeknya yang bersifat sementara," ucap William.

Baca juga: BI Tak Akan Agresif Naikkan Suku Bunga Acuan Jika Inflasi Terkendali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com