KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak museum yang menyimpan bukti-bukti sejarah masa lalu. Mempelajari sejarah dengan berkunjung ke tempat-tempat yang menyimpan cerita lampau tentunya menjadi daya tarik tersendiri.
Tidak hanya tentang evolusi manusia, Indonesia juga memiliki museum yang menyimpan cerita perkereta apian di Indonesia, salah satunya Museum Kereta Api Indonesia yang terletak di Ambarawa, Jawa Tengah.
Dilansir dari laman resmi PT Kereta Api Indonesia, Museum Kereta Api Indonesia atau Stasiun Ambarawa mulanya bernama Stasiun Wiliem I, yang menampilkan koleksi perkeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan Indonesia, yang meliputi sarana, prasarana, dan perlengkapan administrasi.
Terdapat beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta, dan 6 gerong dari berbagai daerah.
Baca juga: Cara Ubah Jadwal Tiket Kereta secara Online dan Offline
Museum Ambarawa beroperasi setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB, dengan tiket masuk untuk dewasa dan mahasiswa sebesar Rp 20.000 per orang, anak-anak (3-12 tahun) dan pelajar sebesar Rp 10.000 per orang, serta wisatawan asing sebesar Rp 30.000 per orang.
Para pengunjung bisa menikmati perjalanan wisata dengan menaiki kereta api wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pulang pergi) menggunakan lokomotif uap maupun kereta diesel vintage.
Selain itu, terdapat rute kereta api wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pulang pergi) yang menggunakan lokomotif uap bergerigi melewati satu-satunya rel bergerigi yang masih aktif di Indonesia.
Baca juga: Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Api bagi Alumni UNS, UGM, dan ITB
Dalam satu perjalanan yang berdurasi selama 60 menit, terdiri dari lokomotif diesel vitage dan tiga kereta kayu.
Tiket KA wisata reguler bagi perorangan dibuka mulai jam 08.00. Semua jadwal keberangkatan bersistem go show atau tidak ada booking, dengan antrian satu orang maksimal empat tiket dengan menunjukkan tiket masuk museum dan KTP.
Sementara itu, rombongan berjumlah 30 orang atau lebih disarankan melakukan prosedur sewa kereta api wisata, dan bisa memilih lokomotif kereta baik diesel maupun vintage.
Baca juga: Diskon Tiket Kereta Api Dosen dan Alumni 5 Universitas, Cek Syarat dan Ketentuannya
Stasiun ini dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada 21 Mei 1873, bersamaan pembukaan lintas Kedungjati-Ambarawa.
Pada tahun 1835 dibangun sebuah komplek benteng besar yang berhasil diselesaikan tahun 1848. Benteng terbesar di Jawa ini diberi nama Wiliem I, mengingat pembangunan benteng dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Wiliem I.
Pada tahun 1873, dibangun jaringan kereta api di Ambarawa oleh perusahaan kereta api swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pembangunan ini menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).
NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambarawa sepanjang 37 km untuk keperluan militer. Sebagai tempat pemberhentian akhir, kuat dugaan bahwa Stasiun Ambarawa dinamai Stasiun Wiliem I, mengacu pada Benteng Wiliem I yang berada tidak jauh dari stasiun.
Baca juga: Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Api Dosen dan Alumni 5 Univeritas