Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tiket Kereta Wisata Museum Ambarawa, Cara Beli, dan Sejarahnya

Kompas.com - 26/09/2022, 18:30 WIB
Mela Arnani

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak museum yang menyimpan bukti-bukti sejarah masa lalu. Mempelajari sejarah dengan berkunjung ke tempat-tempat yang menyimpan cerita lampau tentunya menjadi daya tarik tersendiri.

Tidak hanya tentang evolusi manusia, Indonesia juga memiliki museum yang menyimpan cerita perkereta apian di Indonesia, salah satunya Museum Kereta Api Indonesia yang terletak di Ambarawa, Jawa Tengah.

Dilansir dari laman resmi PT Kereta Api Indonesia, Museum Kereta Api Indonesia atau Stasiun Ambarawa mulanya bernama Stasiun Wiliem I, yang menampilkan koleksi perkeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan Indonesia, yang meliputi sarana, prasarana, dan perlengkapan administrasi.

Terdapat beberapa koleksi sarana perkeretaapian heritage seperti 26 lokomotif uap, 4 lokomotif diesel, 5 kereta, dan 6 gerong dari berbagai daerah.

Baca juga: Cara Ubah Jadwal Tiket Kereta secara Online dan Offline

Kereta api wisata Museum Ambarawa

Museum Ambarawa beroperasi setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB, dengan tiket masuk untuk dewasa dan mahasiswa sebesar Rp 20.000 per orang, anak-anak (3-12 tahun) dan pelajar sebesar Rp 10.000 per orang, serta wisatawan asing sebesar Rp 30.000 per orang.

Para pengunjung bisa menikmati perjalanan wisata dengan menaiki kereta api wisata relasi Ambarawa-Tuntang (pulang pergi) menggunakan lokomotif uap maupun kereta diesel vintage.

Selain itu, terdapat rute kereta api wisata Ambarawa-Jambu-Bedono (pulang pergi) yang menggunakan lokomotif uap bergerigi melewati satu-satunya rel bergerigi yang masih aktif di Indonesia.

Baca juga: Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Api bagi Alumni UNS, UGM, dan ITB

Museum AmbarawaPT KAI Museum Ambarawa
Tarif tiket kereta wisata lokomotif diesel vintage berlaku untuk setiap penumpang anak-anak usia mulai 3 tahun dan dewasa sebesar Rp 100.000 untuk sekali perjalanan.

Dalam satu perjalanan yang berdurasi selama 60 menit, terdiri dari lokomotif diesel vitage dan tiga kereta kayu.

Tiket KA wisata reguler bagi perorangan dibuka mulai jam 08.00. Semua jadwal keberangkatan bersistem go show atau tidak ada booking, dengan antrian satu orang maksimal empat tiket dengan menunjukkan tiket masuk museum dan KTP.

Sementara itu, rombongan berjumlah 30 orang atau lebih disarankan melakukan prosedur sewa kereta api wisata, dan bisa memilih lokomotif kereta baik diesel maupun vintage.

Baca juga: Diskon Tiket Kereta Api Dosen dan Alumni 5 Universitas, Cek Syarat dan Ketentuannya

Sejarah Stasiun Ambarawa

Stasiun ini dibangun oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang diresmikan pada 21 Mei 1873, bersamaan pembukaan lintas Kedungjati-Ambarawa.

Pada tahun 1835 dibangun sebuah komplek benteng besar yang berhasil diselesaikan tahun 1848. Benteng terbesar di Jawa ini diberi nama Wiliem I, mengingat pembangunan benteng dilaksanakan pada masa pemerintahan Raja Wiliem I.

Pada tahun 1873, dibangun jaringan kereta api di Ambarawa oleh perusahaan kereta api swasta Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Pembangunan ini menjadi syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin konsensi pembangunan jalur kereta api pertama Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).

NISM diwajibkan membangun jalur kereta api cabang lintas Kedungjati-Ambarawa sepanjang 37 km untuk keperluan militer. Sebagai tempat pemberhentian akhir, kuat dugaan bahwa Stasiun Ambarawa dinamai Stasiun Wiliem I, mengacu pada Benteng Wiliem I yang berada tidak jauh dari stasiun.

Baca juga: Cara Mendapatkan Diskon Tiket Kereta Api Dosen dan Alumni 5 Univeritas

Halaman:


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com