Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambah Akses Terminal Tahun Depan, IPCC Juga Sasar Layanan untuk Kendaraan Listrik

Kompas.com - 26/09/2022, 19:02 WIB
Aprillia Ika

Editor

BALI, KOMPAS.com - Emiten anak usaha Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), bersiap melakukan sejumlah ekspansi bisnis pada tahun depan, baik secara organik maupun anorganik.

Sejumlah strategi bisnis yang didapuk perseroan, antara lain dengan memperkuat kerja sama dengan distributor dan produsen otomotif, menambah jumlah layanan terminal, hingga rencana pengembangan bisnis secara anorganik seperti layanan Cargodoring dan Stevedoring serta layanan untuk kendaraan listrik.

Direktur Utama IPCC Rio TN Lasse mengungkapkan, pihaknya berencana menambah akses terminal di beberapa wilayah.

"Kami targetkan tahun 2023 bisa ekspansi menambah dua terminal. Di 2022 sudah terealisasi penambahan terminalnya,” ujar Rio, dalam media gathering di Bali, beberapa waktu lalu, melalui keterangannya. 

Baca juga: Ekspor Kendaraan yang Dilayani IPCC Meningkat Semester I-2022

Dia menjelaskan, dua terminal yang sudah terealisasi di 2022 yakni di Belawan (Medan) dan di Makassar sehingga melengkapi Terminal Satelit eksisting lainnya, yaitu Terminal Panjang, Lampung dan Terminal Roro Pontianak. Lalu pada 2023 akan menambah lagi di Surabaya serta di wilayah Indonesia Timur.

"Kami juga melihat Banjarmasin memiliki potensi yang cukup besar. Kemudian juga di Balikpapan, Bali terutama di Benoa, dan Nusa Tenggara terutama di Kupang yang juga cukup memiliki peluang untuk ekspansi ke sana dengan membangun terminal sebagai hub," tambah Rio.

Baca juga: “Menyelamatkan” Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC)

Layanan untuk kendaraan listrik

IPCC sendiri saat ini mengusung tagline baru "Beyond The Gate" yang artinya terus mencari peluang bisnis untuk meningkatkan pendapatannya. Untuk itulah strategi penambahan terminal layanan terus dilakukan bersamaan dengan makin banyaknya kerja sama dengan berbagai pihak.

Misalnya saja, pengembangan kerja sama dengan Hyundai, lantaran pabrikan mobil asal Korea tersebut berinvestasi cukup besar di Indonesia dengan membangun pabrik di Cikarang, Delta Mas. Hyundai juga bilang berencana memindahkan basis operasinya untuk Asia Pasifik ke Indonesia.

"Selain dengan Hyundai, IPCC telah bekerja sama dengan pabrikan produsen kendaraan Toyota dan Daihatsu, IPCC juga membuka peluang kerja sama dengan pabrikan mobil lainnya seperti Suzuki, Izusu dan lainnya. Belum lagi dengan produsen kendaraan berat," kata dia.

Baca juga: Penggunaan Kendaraan Listrik Bisa Tekan Impor Minyak Mentah hingga 30 Juta Barrel

Selain itu, IPCC juga menangkap peluang kerja sama dengan pabrikan kendaraan listrik (electric vehicle) yang pengapalannya memerlukan penanganan khusus.

Menurut Rio, IPCC akan mempersiapkan diri untuk melayani permintaan angkut kendaraan listrik dengan fasilitas pendukung seperti "charging station" di area terminal, sebagai bagian pengembangan bisnis pada 2023. IPCC juga membidik peluang pengangkutan alat berat dan komponennya, terutama untuk industri konstruksi dan untuk pertambangan.

Dengan strategi tersebut, Rio menargetkan volume permintaan angkut kendaraan untuk ekspor dan impor CBU tahun depan bisa mencapai sebanyak 560.000 unit atau lebih seiring membaiknya permintaan akan kendaraan. Belum lagi permintaan di domestik yang secara total bisa mencapai lebih dari 650.000 unit.

Sedangkan pada 2022, Rio memperkirakan volume angkut kendaraan mencapai 600.000 unit CBU dari ekspor, impor, dan domestik. Terlebih adanya Terminal Satelit kian menambah jumlah bongkar muat di Terminal IPCC.

Baca juga: 4 Tahun Go Public, Bisnis Terminal Kendaraan IPCC Diharap Makin Cuan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com