Menurutnya, dibutuhkan komitmen untuk menjadikan pertanian dunia lebih baik. Untuk itu, semua pihak yang terlibat harus bekerja yang efisien, efektif, dan inovatif.
“Sistem digital adalah masa depan pertanian dunia. Suka atau tidak suka, kita saat ini berada di fase transisi sektor pertanian,” jelasnya saat memberikan keynote speech.
Qu menyatakan kembali dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mengembangkan strategi e-agrikultur nasional. Dukungan ini termasuk panduan integritas data pertanian dalam penggunaan informasi geospasial.
Menurutnya, digitalisasi memainkan peran penting dalam mempercepat kemajuan menuju pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Baca juga: Gelar Diskusi, Traveloka dan AWS Dukung Pencapaian SDGs di Sektor Teknologi dan Pariwisata
“Digitalisasi itu dapat dilakukan dengan mendiversifikasi pendapatan dan membuka lapangan kerja serta peluang bisnis di dalam maupun di luar pertanian, terutama bagi generasi baru petani dan kaum muda,” jelas Qu.
Tak lupa, ia memberikan apresiasi terhadap pendirian Agriculture War Room di Kementan yang menggunakan teknologi digital canggih untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data dan bukti lapangan.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengungkapkan, partisipasi anak muda bisa menjadikan sektor pertanian, utamanya di wilayah pedesaan, menjadi lebih produktif dan menarik.
“Kami saat ini berupaya untuk bisa memahami karakteristik kelompok anak muda, termasuk perempuan dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Serta mencarikan metode terbaik untuk mengasah bakat mereka dalam bertani,” jelasnya selaku penanggung jawab kegiatan.
Baca juga: Cara Kreatif Sekolah Tumbuhkan Jiwa Wirausaha Siswa lewat Kegiatan Bertani Modern
Oleh karenanya, Dedi menyatakan bahwa pihaknya akan memaksimalkan global forum sebagai wadah untuk berbagi kebijakan, program pengembangan, serta strategi dan program dalam transformasi pertanian digital.
Hal tersebut bertujuan untuk mengakselerasi kewirausahaan muda dan perempuan.
Sebagai informasi, diskusi global forum dibuka oleh penyampaian short statement dari Mentan dan perwakilan dari negara Turki, Kanada, Amerika Serikat (AS), Italia, dan Afrika Selatan yang dilanjutkan oleh diskusi panel.
Baca juga: Ketika UMKM Didorong Masuk ke Pasar Global, Namun Sulit Mendapatkan Akses Pembiayaan...
Sesi pertama diskusi panel diisi oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), Consultative Group for International Agricultural Research (CGIAR), Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), dan Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) Jepang.
Sementara itu, sesi kedua diisi oleh startup dan perusahaan global, yaitu PT Bali Organik Subak dari Indonesia, Pinduoduo dari China, AgUnity dari Australia, dan Microsoft Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.