Meski masih belum menaikkan suku bunga kredit, BCA masih optimistis penyaluran kredit akan tumbuh sesuai target tahun ini di kisaran 6-8 persen dengan ditopang oleh likuiditas yang memadai dan harapkan akan pemulihan ekonomi nasional.
3. Bank BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk tengah mempertimbangkan untuk menyesuaikan suku bunga kredit dan simpanan perseroan dengan suku bunga acuan BI naik dua kali.
Corporate Secretary Bank BNI Okki Rushartomo mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menaikkan suku bunga kredit perseroan.
Baca juga: Meski BI Rate Naik, BCA Masih Belum Naikkan Suku Bunga Kredit
Kenaikkan suku bunga kredit juga akan dilakukan secara selektif dan bertahap mempertimbangkan beberapa faktor termasuk permintaan (demand) dan kondisi usaha debitur.
"Terkait penyesuaian bunga di sisi kredit, akan dipertimbangkan dari dampak kenaikan bunga acuan terhadap kenaikan biaya dana (cost of fund) serta proyeksi ekspansi bisnis BNI," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/9/2022).
Sementara untuk suku bunga simpanan khususnya deposito, pihaknya akan menyesuaikannya dengan tren bunga deposito di pasar.
4. Bank BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk belum menaikkan suku bunga kredit perseroan lantaran kondisi likuiditas BRI masih memadai.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, BRI saat ini masih belum menaikkan suku bunga seluruh segmen pinjaman BRI termasuk bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Namun ke depannya, dia bilang, BRI akan melakukan penyesuaian suku bunga kredit untuk merespons kenaikan suku bunga acuan BI. Meskipun penyesuaiannya tidak langsung dilakukan setelah suku bunga acuan BI naik.
Pasalnya, saat ini kondisi likuiditas BRI masih memadai dengan rasio pinjaman dan simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) BRI konsolidasian pada akhir kuartal II-2022 sebesar 88,5 persen.
"BRI tentu akan melakukan penyesuaian suku bunga, namun secara teknis, penyesuaian suku bunga kredit tidak bisa dilakukan serta-merta begitu suku bunga acuan berubah," jelasnya.
BRI tetap optimistis mampu menumbuhkan kredit di kisaran 9-11 persen secara tahunan hingga akhir 2022. BRI juga tidak merevisi pertumbuhan kredit yang ditetapkan pada awal tahun.
"Khusus untuk penyaluran kredit kepada segmen UMKM, kami proyeksikan akan terus tumbuh dengan main driver pada segmen ultra mikro dan mikro," tuturnya.