Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Industri Perbankan pada 2023

Kompas.com - 28/09/2022, 14:44 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

2. Tren suku bunga tinggi

Keputusan BI menaikkan suku bunga acuannya pada Agustus dan September 2022 diperkirakan baru akan terasa di tahun depan. Terlebih Bhima memprediksi BI masih akan menaikkan kembali suku bunga acuannya di akhir 2022.

Kenaikan suku bunga acuan ini berisiko meningkatkan biaya penghimpunan dana (cost of fund) perbankan sehingga perbankan akan menaikkan suku bunga simpanan dan kreditnya.

"Memang saat ini DPK, CASA atau dana murahnya cukup tebal, tapi tidak menutup kemungkinan bank dalam waktu dekat akan menyesuaikan suku bunga simpanan dan kredit," jelas Bhima.

Dengan naiknya bunga kredit perbankan, maka nasabah akan menahan diri untuk mengambil pinjaman atau pembiayaan dari perbankan sheingga hal ini dapat memperlambat pertumbuhan kredit perbankan.

"Kalau suku bunga meningkat dari sisi simpanan akan terjadi kenaikan cost of fund, sementara di sisi kredit dapat menurunkan laju pertumbuhan kredit padahal saat ini kredit masih dalam tahap pemulihan," kata dia.

Baca juga: Salah Satu Direktur Undur Diri, Blue Bird Akan Gelar RUPS November 2022

3. Segmen penyaluran kredit berubah

Bhima memaparkan tahun depan segmen pembiayaan kredit perbankan akan berubah dari sektor komoditas ke sektor lain yang lebih menguntungkan. Pasalnya, saat ini sudah mulai terlihat penurunan harga komoditas global akibat ancaman resesi di berbagai negara.

Selama 2022, sektor pertambangan dan penggalian banyak berkontribusi pada penyaluran kredit lantaran harga komoditas masih meningkat sampai pertengahan tahun ini.

Namun, dengan terjadinya resesi ekonomi global membuat harga minyak mentah, crude palm oil, dan sawit mengalami penurunan. Beberapa komoditas tambang unggulan yang pembiayaan kreditnya cukup besar pun mulai tertekan.

Sektor pertambangan dan penggalian yang tahun ini menjadi primadona penyaluran kredit perbankan akan berpotensi tidak menarik lagi di tahun 2023.

"Jadi ini harus diwaspadai kepada pelemahan pertumbuhan kredit dan kualitas dari kredit yang baru. Jadi bank tidak bisa lagi mengandalkan sektor komoditas dan mulai beralih ke sektor-sektor yang memang prospeknya masih cukup imun terhadap inflasi," ucapnya.

Kendati demikian, meski terdapat berbagai tantangan di tahun depan, industri perbankan masih tetap tangguh jika dapat mengantisipasi tantangan tersebut dengan strategi yang tepat.

"(Industri perbankan) masih tetap resiliences, tapi perlu memperhatikan juga skenario terburuk dari pelemahan kurs rupiah dan exposure risiko dari negara-negara maju yang alami resesi ekonomi," tuturnya.

Baca juga: CFS Hong Kong Tarik Peredaran Mie Sedaap Korean Spicy Chicken, Warga Diimbau Tak Konsumsi, Apa Sebabnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com