Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Bunga Acuan BI Naik, Bagaimana Prospek Saham Perbankan?

Kompas.com - 28/09/2022, 15:08 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) kembali mengerek suku bunga acuannya pada pekan lalu, sebesar 50 basis points atau 0,5 persen. Dengan kenaikan tersebut, suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) kini telah meninggalkan level 3 persen.

Dewan gubernur BI sepakat untuk meningkatkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi sebesar 4,25 persen. Suku bunga deposit facility dan lending facility turut naik 0,5 persen, masing-masing menjadi 3,5 persen dan 5 persen.

Dengan tingkat suku bunga acuan BI yang lebih tinggi, emiten sektor perbankan dinilai menjadi menarik oleh sejumlah analis pasar saham. Pasalnya, kenaikan suku bunga acuan tersebut berpotensi ditransmisikan ke bunga simpanan dan kredit perbankan.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik Dua Kali, Bank Besar Sudah Naikkan Bunga Kredit?

Penyesuaian suku bunga simpanan perlu dilakukan perbankan untuk menjaga rasio dana murahnya. Ini guna menjaga likuiditas perbankan, di tengah tren pertumbuhan kredit.

Dengan suku bunga simpanan yang lebih tinggi, perbankan kemudian perlu untuk menyesuaikan bunga kreditnya. Pasalnya, bunga simpanan yang tinggi berpotensi menggerus margin bunga bersih atau NIM perbankan jika tidak dilakukan penyesuaian suku bunga kredit.

Tingkat bunga kredit yang lebih tinggi pada akhirnya berpotensi mengkerek profitabilitas perbankan. Dengan catatan, tingkat penyaluran kredit tidak terkontraksi.

"Kenaikan suku bunga ini menguntungkan sektor perbankan dan perkreditan karena biasanya akan disusul dengan kenaikan bunga kredit," ujar Analis pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto, kepada Kompas.com, dikutip Rabu (28/9/2022).

Dalam kurun waktu 5 hari perdagangan terakhir (sejak 22 September 2022), indeks saham sektor keuangan bergerak cukup flukatif cenderung menguat. Sampai dengan sesi perdagangan 28 September pukul 14.00 WIB, indeks sektoral ini menguat 0,54 persen.

Selain itu, 4 bank dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) terpantau turut menguat dalam kurun waktu 5 hari terakhir.

Sejak 22 September kemarin, BBCA menguat 0,60 persen ke Rp 8.450. Kemudian, BBRI menguat 1,11 persen dalam kurun waktu 5 hari terakhir ke Rp 4.550.

Sementara itu, BMRI melesat 2,43 persen ke Rp 9.500 per lembar sahamnya. Adapun BBNI menguat 0,84 persen ke Rp 75 per lembar saham.

Meskipun demikian, Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, dalam jangka pendek sebenarnya wajar terjadi koreksi terhadap berbagai sektor IHSG, termasuk indeks sektor keuangan.

"Kenaikan suku bunga proyeksinya akan berimbas negatif pada sektor keuangan," ucap dia.

Baca juga: Apakah Boleh Bank Kasih Bunga 0 Persen untuk Tabungan? Ini Kata OJK

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com