JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada perdagangan Rabu (28/9/2022) hari ini. Pelemahan mata uang Garuda ini seiring dengan menguatnya indeks dollar AS, bahkan menyentuh level tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terus bergerak di zona negatif, bahkan sempat menyentuh level terendah Rp 15.279 per dollar AS. Kurs rupiah di pasar spot akhirnya ditutup melemah 0,94 persen ke Rp 15.267 per dollar AS.
Pelemahan juga terjadi pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.243 per dollar AS, lebih tinggi dari perdagangan Selasa (27/9/2022) kemarin sebesar Rp 15.155 per dollar AS.
"Pasar keuangan yang gelisah mendorong safe-haven dollar ke puncak baru dua dekadi pada hari Rabu," ujar Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangannya, Rabu.
Baca juga: Rupiah Masih Bertengger di Rp 15.100, Ini Strategi BI untuk Mengatasinya
Mengacu kepada data MarketWatch indeks dollar AS pada penutupan perdagangan terakhir mencapai 114,11. Ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2002.
"Ini karena kenaikan suku bunga global memicu kekhawatiran resesi," kata Ibrahim.
Seiring dengan kenaikan indeks dollar AS imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS juga meningkat. Tercatat untuk pertama kalinya sejak tahun 2010, imbal hasil obligasi pemerintah AS mencapai level 4 persen.
Imbas kenaikan tersebut, sejumlah mata uang Asia lain melemah terhadap dollar AS, mulai dari dollar Singapura (melemah 0,49 persen), dollar Taiwan (melemah 0,52 persen), won Korea Selatan (melemah 1,27 persen), peso Filipina (melemah 0,03 persen), rupee India (melemah 0,42 persen), yuan China (melemah 0,98 persen), ringgit Malaysia (melemah 0,32 persen), hingga baht Thailand (melemah 0,83 persen).
Ibrahim menyebutkan, pelemahan rupiah sebenarnya bisa sedikit teredam, sebagai hasil dari intervensi pasar yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Langkah intervensi pasar valas dan obligasi melalui perdagangan domestic non deliverable forward (DNDF) dinilai mampu meredam laju pelemahan rupiah terhadap dollar AS.
"Untuk perdagangan besok mata uang rupiah kemungkinan berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.250-Rp 15.310," ucapnya.
Baca juga: Terus Melemah, Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.200 Per Dollar AS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.