Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Terus Tertekan, Bisa Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS?

Kompas.com - 28/09/2022, 18:01 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot tengah tertekan sejak beberapa pekan lalu. Ini utamanya disebabkan oleh volatilitas perekonomian global yang semakin tinggi, sehingga mendongkrak indeks dollar AS.

Semenjak pekan lalu, nilai tukar rupiah di pasar spot sudah kembali menembus level Rp 15.000 per dollar AS. Pelemahan terus berlanjut hingga Rabu (28/9/2022), nilai tukar Mata Uang Garuda sudah menembus Rp 15.267 per dollar AS.

Kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi perekonomian global yang semakin nyata membuat permintaan instrumen safe haven semakin tinggi. Indeks dollar AS beserta imbal hasil surat utang pemerintah AS pun terus merangkak naik, dan terus mencetak rekor baru.

Baca juga: Tarif Angkutan Penyeberangan Resmi Naik, Ini Rinciannya

Sebagaimana diketahui, risiko terjadinya resesi ekonomi secara global semakin tinggi. Keputusan bank sentral di berbagai negara untuk mengkerek suku bunga acuannya secara agresif, guna meredam laju inflasi di masing-masing negara, menjadi penyebab utamanya.

"Kalau bank sentral di seluruh dunia melakukan peningkatan suku bunga secara cukup ekstrem dan bersama-sama, maka dunia pasti mengalami resesi di tahun 2023," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (27/9/2022).

Lantas, dengan semakin tingginya permintaan aset safe haven imbas meningkatnya kekhawatiran pasar, apakah rupiah akan terus tertekan, bahkan menembus level Rp 16.000 per dollar AS?

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra menilai, potensi pelemahan rupiah menuju Rp 16.000 per dollar AS masih terbuka. Skenario ini mungkin terjadi, jika Bank Indonesia (BI) tidak melakukan penyesuaian suku bunga acuan ke depannya, mengingat The Federal Reserve (The Fed) sudah berkomitmen untuk kembali mengkerek suku bunga acuannya.

Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini Masih Tembus Rp 15.000, BI Ungkap Penyebabnya


"Peluang (nilai tukar rupiah) ke Rp 16.000 masih terbuka, karena The Fed masih akan terus menaikkan suku bunga, dan bila BI tidak mengikuti ini akan menambah tekanan ke rupiah," tuturnya kepada Kompas.com.

Namun demikian, Ariston mengkhawatirkan, peningkatan suku bunga acuan BI yang agresif justru berpotensi mengganggu roda perekonomian nasional. Maklum saja, tingkat bunga acuan yang lebih tinggi berpotensi meredam laju konsumsi rumah tangga, yang merupakan penyumbang utama produk domestik bruto (PDB) nasional.

"Suku bunga tinggi bisa berimbas ke perlambatan pertumbuhan karena masyarakat bisa menahan konsumsi," kata dia.

Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, sebenarnya langkah BI untuk melakukan intervensi pasar di pasar valas dan obligasi melalui perdagangan domestic non deliverable forward (DNDF) sudah mampu meredam pelemahan rupiah selama beberapa waktu terakhir.

"Dengan kondisi yang tidak pasti akibat kenaikan suku bunga yang agresif, Bank Indonesia tidak tinggal diam," ujar dia.

Baca juga: Terus Melemah, Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.200 Per Dollar AS

Di sisi lain, Ibrahim menyoroti langkah pemerintah yang berusaha menjaga tingkat konsumsi rumah tangga melalui penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat tertentu khususnya. Menurutnya, langkah ini sebenarnya belum membantu perekonomian secara signifikan.

"Di saat intervensi BI dan pemerintah kurang berpengaruh, sudah wakturnya Presiden Joko Widodo beserta tim ekonominya memberikan pengarahan dan solusi berupa stimulus," ujarnya.

"Ini guna menenangkan pasar sehingga pelemahan rupiah bisa dikendalikan," tambah dia.

Ibrahim memproyeksi, dalam jangka pendek rupiah masih akan tertekan. Bahkan, pada penghujung September ini, rupiah diprediksinya menembus level Rp 15.400 per dollar AS.

Baca juga: Dibayangi Pelemahan Rupiah, IHSG Hari Ini Masih Lesu?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com