Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Stasiunnya Jauh dari Pusat Kota

Kompas.com - Diperbarui 29/09/2022, 08:46 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Proyek Kereta Jakarta Bandung yang awalnya ditargetkan selesai pada 2019, kini molor menjadi tahun 2023. Proyek ini pun mengalami pembengkakan biaya yang berpotensi merugikan keuangan negara.

Sesuai proposal dari pemerintah China, mega proyek ini mulanya diperhitungkan membutuhkan biaya Rp 86,5 triliun dan haram menggunakan duit APBN. Kini biaya proyek mengalami pembengkanan hingga triliunan rupiah dan boleh didanai uang negara. 

Selain masalah pembengkakan biaya, salah satu masalah besar yang dihadapi PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dalam menarik minat penumpang adalah lokasi stasiunnya yang rata-rata berada jauh dari pusat kota.

Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan soal aksesibilitas memang menjadi perhatian KCIC. Lokasi stasiun rata-rata berada di luar pusat kota sehingga membutuhkan perhatian agar aksesnya lebih baik.

Baca juga: Di Banyak Negara, Kereta Cepat Dibangun untuk Bersaing dengan Pesawat

Terkait ini, KCIC didukung oleh pemerintah kota maupun kabupaten, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jasa Marga, dan Kementerian Perhubungan.

“Saat ini, kami sedang menggarap bareng. Proses itu sedang berjalan, misalnya di Stasiun Halim Perdanakusuma yang akan memiliki akses drop off dan drop zone," kata Slamet dilansir dari Harian Kompas, Rabu (28/9/2022).

"Ada fasilitas keluar dan masuk, semacam rest area. Kami sedang meminta izin ke Jasa Marga dan Kementerian PUPR,” ujar Dwiyana lagi.

Akses Kalimalang juga sedang dipersiapkan dari Stasiun Halim Perdanakusuma. Menurut Dwiyana, saat ini izin lokasinya sudah diterbitkan oleh Gubernur DKI Jakarta untuk pengadaan lahan.

Baca juga: Ambisi Kereta Cepat: Investasi Mahal, Didanai Utang, APBN Pun Nombok

Stasiun kereta ringah (light rapid transit/LRT) juga dipandang menunjang akses yang memudahkan pengguna beralih ke kereta cepat di Stasiun Halim Perdanakusuma.

Sementara di Stasiun Karawang, aksesnya saat ini menggunakan jalan pangkalan sebagai jalan provinsi yang kurang representatif. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen memperbaiki jalan tersebut.

Selain itu, KCIC juga bekerja sama dengan pengembang kawasan, seperti Deltamas dan kawasan industri lain untuk membangun akses. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga meminta dibuat akses dari pintu tol Kilometer 42 agar langsung menuju Stasiun Karawang.

“Jadi, semua digarap bareng-bareng aksesnya. Intinya, dukungan pemerintah kota/kabupaten, provinsi, pengembang kawasan, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR, termasuk Jasa Marga dan badan pengelola jalan tol sangat dibutuhkan,” kata Dwiyana.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mau Disuntik APBN Lagi?

Sementara untuk Stasiun Tegalluar, KCIC mengurus ke Jasa Marga untuk memperoleh akses dari pintu tol Cileunyi.

Kemudian, jembatan yang menghubungkan antara stasiun dengan kawasan Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang dihubungkan dengan pintu keluar tol dari arah Jakarta juga sudah dibahas dengan Jasa Marga.

Untuk akses Stasiun Padalarang, KCIC telah memperoleh informasi bahwa pengembang Kota Baru Parahyangan akan membangun jalan layang yang menghubungkan Stasiun Padalarang.

Kementerian BUMN juga mendorong pembangunan jalan akses yang baru dari tol Padalarang ke Stasiun Padalarang. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga berjanji akan memperbaiki pola arus lalu-lintasnya.

Baca juga: Lokasi Stasiun Kereta Cepat Kejauhan dari Pusat Kota, Ini Strategi Erick Thohir

“Pada intinya, kami mencoba menghubungkan dengan layanan-layanan transportasi publik lainnya, termasuk Transjakarta. Semua aksesnya sedang dikerjakan karena tahapannya saat ini terfokus untuk ketersediaan akses,” ujar Dwiyana.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir, mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan integrasi dengan moda transportasi lain untuk menggaet penumpang kereta cepat, salah satunya dengan LRT.

“LRT dan kereta cepat juga sama, LRT itu juga mulai nanti tembus ke beberapa titik, lalu ada kereta cepat yang keluar kota. Ini sedang kita sinergikan supaya masing-masing tidak membuat sendiri," jelas Erick Thohir.

Selain dengan LRT, KCIC yang saham mayoritasnya dikuasai konsorsium BUMN ini akan mengintegrasikannya dengan jalan tol milik Jasa Marga.

"Contoh, stasiun di Karawang, saya sudah meeting-kan, ada exit jalan tol-nya, Jasa Marga kita ajak bicara, kenapa tidak ada stasiun di Karawang?” lanjut dia.

Baca juga: Erick Thohir Beberkan Alasan Pemerintah Ngotot Pakai APBN untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com