Nawal mengungkapkan, pertumbuhan pendapatan ditopang oleh pertumbuhan penjualan yang naik 22,2 persen dari Rp 1.357 triliun menjadi Rp 1.659 triliun di tahun 2021. Pendapatan keuangan juga tumbuh 6,2 persen menjadi Rp 338 triliun dari sebelumnya Rp 318,9 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan ini disebabkan oleh pertumbuhan penjualan yang perolehannya paling besar, dan di support oleh pendapatan keuangan yang datang dari sektor perbankan,” kata dia.
Baca juga: Resesi Global di Depan Mata, Waktunya Kurangi Investasi dan Simpan Uang Tunai?
Sementara itu, beban pokok pendapatan membaik dengan pertumbuhan 18,4 persen yang sejalan dengan pertumbuhan pendapatan. Sementara margin laba kotor BUMN dipertahankan 31,5 persen secara tahunan.
Beban usaha itu mengalami peningkatan sebesar 4,8 persen. Terjadi efisiensi di beberapa lini usaha maisng-masing BUMN yang dihasilkan dengan angka margin laba operasi yang meningkat dari tahun 2020 Rp 182 triliun menjadi Rp 281,1 triliun.
Sebagai informasi, total aset lancar konsolidasi portofolio BUMN mengalami peningkatan sebesar 10,6 persen atau Rp 1.342 triliun per 31 Desember 2021. Sementara itu, liabilitas jangka pendek tumbuh 4,9 persen secara tahunan, yang dikontribusikan oleh meningkatnya utang jangka pendek 21,5 persen dan pinjaman pemerintah yang meningkat 62,9 persen.
Baca juga: Sri Mulyani: Ekonomi Digital Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Masa Depan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.