Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem "Pay Later" Berkembang Pesat, Literasi Keuangan Harus Ditingkatkan

Kompas.com - 29/09/2022, 15:37 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem Buy Now, Pay Later (BNPL) atau sistem Beli Sekarang Bayar Nanti berkembang pesat terutama di Asia Tenggara.

Di Indonesia, tingginya permintaan akan sistem pembayaran ini mendukung kinerja e-commerce yang meningkat 23 persen menjadi Rp 108.54 triliun pada kuartal 1-2022 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Era kemajuan digital berbanding lurus dengan besarnya kebutuhan masyarakat, atau yang biasa disebut dengan era gaya hidup digital-first bagi Gen Z dan kaum milennial. Era ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan semua kebutuhan hanya dalam satu genggaman saja, terutama melalui e-commerce.

Peningkatan kebutuhan akan pengalaman berbelanja yang terintegrasi dengan kenyamanan dan personalisasi ini, mendukung prediksi pertumbuhan layanan BNPL di Indonesia yang akan tumbuh sebesar 94,7 persen dengan total transaksi mencapai total 2,7 miliar dollar pada akhir tahun 2022, berdasarkan data dari Laporan Business Wire.

Perkembangan yang cukup besar ini yang menjadikan sistem BNPL menjadi salah satu metode pembayaran paling populer dan diminati oleh masyarakat Indonesia, terutama selama masa pandemi.

Baca juga: Sebelum Transaksi Pakai Fitur Pay Later, Simak 5 Risikonya

Literasi keuangan

Namun, pesatnya sistem pembayaran Pay Later ini, seharusnya dibarengi dengan literasi keuangan yang memadai, sebab sistem ini berbeda dengan sistem cicilan kredit pada umumnya.

Saat ini, literasi keuangan masyarakat Indonesia masih rendah. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019 menyebutkan, indeks inklusi keuangan di Indonesia cukup besar sekitar 76,19 persen, namun indeks kemajuan literasi keuangannya masih berkisar 38,03 persen saja.

“Kami lihat masih banyak masyarakat yang memiliki perspektif terkait sistem BNPL disamakan dengan sistem cicilan kredit. Padahal sistem BNPL sendiri menjadi salah satu opsi terbaik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sambil memaksimalkan manajemen keuangan yang mereka miliki," kata Winardi Wijaya, General Manager dari Atome, startup BNPL yang berbasis di Singapura, melalui rilisnya, Kamis (29/9/2022).

Rendahnya literasi keuangan juga tercermin dari rendahnya data penetrasi kartu kredit.

"Jika kita melihat data penetrasi kartu kredit yang masih terbilang rendah di Indonesia, layanan BNPL memiliki peluang yang besar dengan segala fleksibilitas dan kemudahan yang dihadirkan. Perbedaan ini juga menjadi faktor pendukung pertumbuhan dan besarnya akses transaksi pada sistem BNPL yang telah dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka," lanjut Winardi.

Baca juga: Mengenal Fitur Pay Later, Bisa Ngutang di OVO hingga Traveloka

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com