Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Nur
PNS Kementerian Keuangan

PNS Kementerian Keuangan

Bertahan dari Resesi dengan Pemberdayaan UMKM

Kompas.com - 01/10/2022, 08:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BADAI seolah belum juga berhenti menghantam negeri ini. Pandemi Covid-19 belum juga berlalu walaupun jumlah suspek semakin melandai.

Belum juga pandemi menjadi endemi, dunia kembali terhentak ketika Bank Dunia menyatakan prediksinya bahwa pada tahun 2023 sebagian besar negara-negara di dunia akan terdampak oleh resesi ekonomi. Sebuah ujian besar tentunya, apalagi bagi negara-negara berkembang.

Di tengah upaya untuk bangkit dari perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak pandemi, ancaman resesi ekonomi kembali hadir di depan mata.

Secara umum, resesi ekonomi dimaknai sebagai penurunan aktivitas ekonomi dan signifikan dan stagnan dalam beberapa waktu yang relatif lama (Detik.com, 28 September 2022).

World Economy Forum menyatakan bahwa penyebab resesi yang mengancam mulai tahun 2023 mendatang karena terjadinya peningkatan inflasi yang signifikan, serta penurunan upah riil yang konsisten (Liputan6.com, 30 September 2022).

Banyak negara akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan, bahkan menurun signifikan.

Hal serupa sebagaimana dinyatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa studi Bank Dunia mengenai pengetatan kebijakan moneter bank sentral di berbagai negara akan memicu adanya resesi tahun 2023 (Kompas.com, 29 September 2022).

Resesi ekonomi dikatakan berdampak kepada banyak sektor, seperti pemerintahan, perusahaan, maupun bagi para pekerja.

Dengan adanya ancaman resesi pula, maka ekspor bisa menjadi lesu dan bisa memangkas PDB negeri ini (cnbcindonesia.com, 30 September 2022).

Selain itu, potensi terjadinya PHK karyawan juga bisa terjadi di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan ekonomi ini dapat membuat sektor riil menahan kapasitas produksinya (Kompas.com, 29 September 2022).

Maka, sudah selaiknya kita mempersiapkan diri menghadapi resesi ekonomi yang sudah di depan mata ini. Bagaimana caranya?

Perencanaan investasi beresiko rendah

Di tengah ketidakpastian pertumbuhan ekonomi, maka individu disarankan untuk menambah simpanan uang tunai atau meningkatkan likuiditas keuangan sebagai dana darurat.

Selain itu, individu juga tetap memerlukan investasi, namun disarankan kepada instrumen investasi berisiko rendah. Pilihan lain adalah mencari instrumen investasi yang dapat dicairkan dengan mudah (Kompas.com, 29 September 2022).

Berikutnya, investasi dalam bentuk logam mulia (terutama emas) dapat pula menjadi pilihan yang baik. Kekhawatiran pasar terhadap resesi telah memicu penguatan harga emas (cnnindonesia.com, 30 September 2022).

Karena adanya penurunan nilai dollar AS, maka banyak pelaku pasar yang mulai beralih ke aset aman, yaitu emas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com