Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Isu Kualitas Pertalite Menurun, Begini Proses "Quality Control" BBM Pertamina

Kompas.com - 02/10/2022, 08:16 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kualitas bahan bakar minyak (BBM) PT Pertamina (Persero) jenis Pertalite dituding menurun oleh sejumlah pihak. Bensin dengan nomor oktan 90 itu diklaim lebih boros semenjak harganya mengalami kenaikan pada 3 September 2022.

Terkait dengan tudingan tersebut, Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga menyatakan, seluruh BBM yang disalurkan kepada masyarakat sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan dan layak dikonsumsi.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan untuk memastikan kualitas BBM, perusahaan memiliki serangkaian proses quality control BBM. Rangkaian proses ini dimulai sejak produk BBM masuk ke tanki timbun di fuel terminal hingga sebelum disalurkan menuju SPBU.

Baca juga: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bakal Ditinjau Xi Jinping, Bagaimana Progresnya Saat Ini?

"Proses quality control sebuah produk BBM sebelum bisa dinyatakan layak didistribusikan menuju SPBU ini dimulai dari saat produk tersebut disuplai dari kilang atau impor, saat penyimpanan, hingga sebelum disalurkan ke SPBU," ujar dia dalam keterangannya dikutip Minggu (2/10/2022).

"Dalam tiap-tiap proses, produk BBM tersebut harus dinyatakan layak, memenuhi syarat atau standar spesifikasi yang ditentukan dirjen migas. Jika uji sampel tidak layak, tidak akan bisa keluar dari terminal BBM," tambah Irto.

Lebih lanjut ia bilang, sebelum produk BBM bisa masuk tanki timbun di fuel terminal, Pertamina terlebih dahulu memastikan produk BBM yang disuplai dari kilang ataupun impor memiliki certificate of quality. Kemudian produk BBM yang disuplai lewat pipa akan diuji speknya selama pemompaan ke tanki timbun.

Baca juga: Beredar Isu Pertalite Lebih Boros, Pertamina Disarankan Lakukan Investigasi


Proses suplai melalui kapal juga dilakukan pengujian. Sebelum dipompa ke tanki timbun, produk BBM dalam kapal tersebut akan di uji dulu kelayakannya. Jika sudah sesuai dengan spek, uji juga dilakukan selama pemompaan produk BBM dari kapal ke tanki timbun.

"Ini adalah tahap awal. Jadi sebelum sebuah produk BBM bisa benar-benar masuk ke tanki timbun, sudah ada beberapa proses quality control untuk memastikan produk yang disuplai kepada fuel terminal sesuai dengan spesifikasi dan standar untuk dijual kepada masyarakat," tuturnya.

Saat penyimpanan di tanki timbun, proses quality control juga tetap dilakukan secara periodik. Produk BBM secara berkala diuji tepat setelah proses pemompaan baik dari pipa kilang atau impor, hingga sebelum disalurkan ke mobil tanki.

Baca juga: Soal Isu Pertalite Lebih Boros, Stafsus Erick Thohir: Itu Hoaks

Selain itu, sebelum mobil tanki dapat keluar dari fuel terminal BBM dan menuju SPBU tujuannya, produk BBM akan kembali diuji di pintu keluar.

"Ini adalah komitmen Pertamina Patra Niaga dalam memastikan seluruh produk BBM yang akan dikonsumsi masyarakat ini sesuai spek, sesuai standar kualitas, dan layak digunakan," katanya.

Bukan hanya di fuel terminal, Pertamina Patra Niaga juga melakukan pengecekan sebelum proses bongkar BBM dari mobil tanki hingga setelah seluruh produk BBM sudah tersalurkan ke tanki pendam SPBU. Jika tidak sesuai spesifikasi, produk BBM akan diuji lagi di fuel terminal.

"Tidak akan dijual (jika tidak sesuai spesifikasi), jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Pertamina berkomitmen seluruh produk BBM yang dijual di lembaga penyalur resminya sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan," ucapnya.

Baca juga: Soal Isu Pertalite Jadi Lebih Boros, Pertamina: BBM Kami Sesuai Spesifikasi Regulator

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com