Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Kagum Indonesia Bisa Kurangi Impor Jagung

Kompas.com - 03/10/2022, 11:36 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) merasa kagum atas usaha bersama menekan angka impor jagung yang bisa mencapai 3,5 juta ton tiap tahunnya. Namun sekarang kata Jokowi, impor jagung jumlahnya hanya mencapai ratusan ribu ton per tahun.

"Jadi saya kagum urusan jagung. Urusan jagung itu sudah sekian tahun kita impor tiga setengah juta ton per tahun dan sudah 7 tahun ini sampai hari ini sudah anjlok impor kita tinggal 800.000 ton per tahun," katanya dalam agenda Peluncuran Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Menurut Jokowi, impor jagung turun karena didukung oleh hasil panen para petani jagung yang mampu menghasilkan 8 ton per hektar. Padahal sebelumnya produksi petani hanya mencapai 4 ton jagung per hektar.

Baca juga: Soal Harga Beras, Mendag: Presiden Tiap Hari Telepon agar Tak Lengah

"Karena apa? petani jagung ada yang mendampingi, petani jagung ada yang mengawal. Tadi disampaikan di depan, biasanya 1 hektar hanya 4 ton, sekarang 1 hektar bisa 8 ton. Ongkos produksi paling Rp 1.800, Rp 1.900 itu yang yang saya tahu saat saya ke Dompu," kata Jokowi.

"Jualnya bisa Rp 3.800 per kilo, untungnya sudah 100 persen. Ini jangan hanya di jagung saja, harusnya produk-produk yang lain, komoditas yang lain harus didampingi dengan pola yang sama. Kalau jagung bisa mestinya padi bisa, singkong bisa, poram juga bisa, kopi juga bisa dan itu jadi tugas perusahaan-perusahaan besar kita," sambungnya.

Selain itu, Jokowi mengingatkan kepada para pelaku usaha menengah besar untuk selalu mendampingi para UMKM di setiap daerah agar bisa produknya bisa secara global.

Baca juga: Jokowi: Pandemi Memang Sudah Mulai Mereda, tetapi...


"Jangan sampai ada perusahaan besar di satu daerah, pabriknya kelihatan tinggi-tinggi dan besar sekali, lingkungannya miskin, hati-hati. Bina lingkungan itu sangat penting. warung-warungnya kumuh, kenapa tidak seperti yang di depan tadi. Ada pembinaan warung-warung sehingga penataan barangnya baik, packaging-nya juga didampingi, ini yang kita harapkan," ujar Jokowi.

Ia menyakini hanya melalui pengusaha besar produk UMKM bisa dibenahi mulai dari kualitas hingga pengemasannya sehingga harga jualnya pun bisa tinggi.

"Pemerintah tidak mungkin melakukan itu. Yang bisa dan cepat melakukan adalah kalau ada gerakan kemitraan yang seperti pagi hari ini akan kita mulai. Ada tadi madu, biasanya dimasukkan botol dijual di pasar-pasar tapi dengan packaging yang bagus, branding nama baik, pasti harganya akan naik lipat 2 atau 3 kali," kata Jokowi.

Baca juga: Jokowi Mau Setop Ekspor Tembaga, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com