Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2022, 19:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat perekonomian dunia termasuk Indonesia terpukul. Kini pandemi Covid-19 akan berakhir, namun ternyata masih ada tantangan lainnya yang akan dihadapi dunia ke depannya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tantangan yang harus dihadapi setelah pandemi Covid-19 ialah perubahan iklim global atau climate change.

"Sesudah pandemi, climate change adalah the global threat yang sangat serius. Kalau kita sekarang punya taste, how does it look kalau negara dan dunia dihadapkan pada shock yang besar seperti pandemi, at least you have the initial taste of those global shock, maka climate change it's gonna be another shock," ujarnya saat acara Indonesia Economic Outlook 2023 Forum, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Pesan Sri Mulyani ke Lulusan STAN: Jagalah Integritas!

Selayaknya pandemi yang mampu mengubah perekonomian dunia, perubahan iklim juga akan memberikan goncangan kepada dunia sehingga dapat mengubah total baseline dan proyeksi ekonomi dunia.

Oleh karenanya, negara-negara di dunia berupaya untuk mengatasi atau bahkan menghilangkan risiko agar perubahan iklim ini tidak terjadi dengan mencanangkan ekonomi hijau (green economy) yang ramah lingkungan.

"Makanya skrg muncul green economy. Karena ekonomi harus tetap tumbuh, apalagi untuk negara-negara berkembang (emerging)," ucapnya.

Status Indonesia sebagai negara berkembang lebih rentan terhadap bahaya dari perubahan iklim ini lantaran perekonomian Indonesia tidak setangguh negara-negara maju.

Untuk itu, Indonesia perlu mengantisipasinya dengan menyusun strategi bagaimana agar perekonomian bisa tetap tumbuh tapi tidak meningkatkan risiko terjadinya perubahan iklim yakni dengan mengurangi emisi karbon.

Baca juga: Kata Sri Mulyani, Inggris Krisis akibat Kebijakan Ekonomi Mereka Sendiri

"Aspirasi kita adalah menjadi negara yang high income country, tapi aspirasi menjadi high income country mungkin akan tidak tercapai kalau climate change akan mengancam masa depan kita," kata dia.

Dia menjelaskan, saat ini Indonesia berupaya menaikkan target pengurangan emisi karbon dari 29 persen menjadi 32 persen pada 2030. Namun di sisi lain juga diupayakan agar target tersebut tidak memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, sebagai negara penghasil komoditas seperti batu bara, Indonesia menyumbang cukup banyak emisi karbon, meski saat ini sudah diupayakan pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan.

"Gimana kita tetap memenuhi kebutuhan energi masyarakat listrik namun karbondioksidanya lebih rendah? Maka harus ada konversi dari batu bara menjadi renewable. Tapi bicara tuh gampang, merealisasinya butuh sekali hitung-hitungan yang luar biasa bagi kita semua," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Diminta Jokowi Eman-eman Gunakan Uang Negara, Ini Respons Sri Mulyani

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Saham Bank Jago 'Ambles' 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Saham Bank Jago "Ambles" 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Whats New
Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Whats New
Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Whats New
Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Whats New
Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Whats New
Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Peran AI Generatif untuk Bisnis Makin Dilirik, Jangan Lupakan soal Keamanannya

Whats New
Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Akuisisi Bisnis Konsumer Citi Rampung, Bos UOB Indonesia: Kami Berharap Dapat Tumbuh Lebih Cepat...

Whats New
Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Wacana 3 Stasiun Kereta Cepat Whoosh Jarak Berdekatan di Bandung

Whats New
Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Warga Kepri, Penukaran Uang Logam yang Ditarik BI Bisa Dilakukan di Bank Umum

Whats New
TikTok Shop Bakal Gandeng Tokopedia, Mendag Zulhas: Boleh Dong...

TikTok Shop Bakal Gandeng Tokopedia, Mendag Zulhas: Boleh Dong...

Whats New
Optimalkan Kinerja, Chubb Life Indonesia Perkuat Layanan Digital

Optimalkan Kinerja, Chubb Life Indonesia Perkuat Layanan Digital

Whats New
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, dan Faktor Penentunya

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi, Perhitungan, dan Faktor Penentunya

Whats New
Pengguna LRT Palembang Hampir Mencapai 4 Juta Tahun Ini

Pengguna LRT Palembang Hampir Mencapai 4 Juta Tahun Ini

Whats New
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Optimalkan Kinerja Penyerapan APBN 2024 

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Kemenkeu Optimalkan Kinerja Penyerapan APBN 2024 

Whats New
Faktor yang Menentukan dalam Proses Pembangunan Ekonomi

Faktor yang Menentukan dalam Proses Pembangunan Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com