Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadikan FABA Filler Pupuk NPK, Petrokimia Gresik Hemat Rp 7,4 Miliar

Kompas.com - 03/10/2022, 19:53 WIB
Hamzah Arfah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GRESIK, KOMPAS.com - Inovasi kembali dihadirkan Petrokimia Gresik. Kali ini di bidang pupuk majemuk, dengan mengubah limbah batu bara atau Fly Ash-Bottom Ash (FABA) menjadi bahan baku pengisi (filler) pupuk NPK, menggantikan clay.

Melalui terobosan baru tersebut, Petrokimia Gresik diklaim mampu berhemat hingga mencapai Rp 7,4 miliar. Nominal ini diperoleh, dari penurunan biaya pengelolaan limbah yang dilakukan oleh pihak perusahaan, serta pembelian clay yang sempat dilakukan dalam kesempatan sebelumnya.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan, terobosan tersebut turut mengantarkan Petrokimia Gresik yang merupakan anggota holding Pupuk Indonesia, keluar sebagai Grand Champion dalam ajang Pupuk Indonesia Quality Improvement (PIQI) 2022, yang sempat dilaksanakan beberapa waktu lalu.

“Apresiasi juga datang dari banyak pihak. Temuan ini sudah disampaikan pada sejumlah seminar level nasional dan internasional," ujar Dwi Satriyo, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (3/10/2022).

"Menjadi dasar dalam pembuatan naskah akademik Balitbangtan Kementerian Pertanian, serta sudah diadopsi oleh teman-teman dari Pusri Palembang. Petrokimia Gresik juga sudah mendapatkan surat pencatatan ciptaan atas inovasi ini,” terang Dwi Satriyo.

Baca juga: Pembangkit Batu Bara Beroperasi Lagi di Eropa, Harga Batu Bara Naik

Petrokimia Gresik merupakan pioneer pupuk majemuk di tanah air, yang saat ini menjadi produsen NPK terbesar di Indonesia, dengan kapasitas produksi mencapai 2,7 juta ton/tahun. Meski demikian, tidak menjadikan Petrokimia Gresik berpuas diri dan bakal terus menghadirkan terobosan untuk meningkatkan daya saing NPK.

“Dari hasil uji coba, pemanfaatan FABA sebagai pengganti clay dalam pembuatan pupuk NPK, masih dalam batasan Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil pengaplikasian pupuknya pada tanaman padi, juga memiliki kualitas yang sama baiknya dengan pupuk NPK tanpa FABA,” ucap Dwi Satriyo.

Baca juga: KPK Sebut Sejumlah Negara Keluarkan Limbah FABA dari Kategori B3

Lebih lanjut, Dwi Satriyo menjelaskan, inovasi tersebut dilatarbelakangi status FABA yang tidak lagi masuk dalam golongan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), sesuai Peraturan Pemerintah (PP) nomor 22 tahun 2021. Sehingga Petrokimia Gresik melihat perubahan status ini sebagai peluang, untuk substitusi bahan baku NPK.

Adapun bahan baku pembuatan pupuk NPK dapat dikelompokkan menjadi dua yakni, bahan baku utama (main material) yang membawa unsur hara seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) dan Sulfur (S). Serta bahan baku filler yang berfungsi sebagai bahan pelengkap, sekaligus perekat untuk semua bahan baku agar menghasilkan produk granul yang sempurna.

Pada umumnya, bahan baku filler pada pupuk NPK menggunakan white clay, yang biasanya diperoleh dari tambang bahan baku semen. Namun dengan memanfaatkan FABA, Petrokimia Gresik tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk pembelian clay.

Baca juga: Petrokimia Gresik Klaim Sukses Buat Pendapatan Petani Edamame di Jember Meningkat Jutaan Rupiah

Halaman:


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com