Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKI Dorong Hilirisasi Produk Perkebunan untuk Bisa Berkontribusi ke Perekonomian Nasional

Kompas.com - 03/10/2022, 22:20 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Badan Klasifikasi Indonesia/BKI (Persero) berupaya meningkatkan hilirisasi produk perkebunan dalam deklarasi Hari Komoditas Perkebunan untuk meningkatkan nilai tambah dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Direktur Utama PT BKI Rudiyanto mengatakan, saat ini produk komoditas perkebunan di hulu belum berkolaborasi dengan industri hilir meskipun telah berkontribusi besar terhadap devisa negara dan perekonomian nasional dan daerah.

“Melalui acara ini diharapkan dapat mendukung upaya peningkatan standar produktivitas komoditas perkebunan di hulu, menjadikan komoditas perkebunan dan turunannya lebih diterima, sehingga akan meningkatkan ekspor dan investasi di dalam negeri,” kata Rudiyanto dalam seminar Peran Standardisasi dan Produktivitas Hasil Komoditas Perkebunan dalam Meningkatkan Nilai Ekspor Nasional yang dilansir dari Antara, Senin (3/10/2022).

Baca juga: BUMN Perkebunan Bakal Dirampingkan dari 13 Jadi 4, Ini Langkah yang Disiapkan PTPN

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto dalam sambutan di seminar tersebut menyatakan, salah satu kebijakan yang sedang difokuskan oleh pemerintah adalah hilirisasi komoditas, tidak terkecuali sektor pertanian dan perkebunan.

"Terlebih, saat ini dunia sedang menghadapi berbagai krisis dan tantangan global. Maka dari itu, pemerintah fokus untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan keterjangkauan komoditas pertanian," katanya.

Airlangga mengemukakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor pertanian pada kuartal II tahun 2022, dengan proporsi sebesar 12,98 persen. Pertanian sendiri menjadi sektor paling tangguh terhadap pandemi COVID-19 dan mampu menambah penyerapan tenaga kerja sebesar 50.000.

Airlangga Hartarto juga mengesahkan Deklarasi Hari Komoditas Perkebunan yang digalakkan oleh Dewan Komoditas Perkebunan dan Kadin Indonesia. Ke depan, Hari Komoditas Perkebunan ini akan diperingati setiap tahun pada tanggal 29 September.

Ia menambahkan jika besarnya peran sektor pertanian terhadap perekonomian nasional didukung oleh kontributor utama dari subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan sendiri menyumbang sebesar 27 persen terhadap PDB pertanian, yaitu sekitar Rp560 triliun. Tidak hanya itu, subsektor perkebunan juga menyerap sebesar 44 persen di tenaga kerja pertanian, dan 15 persen dari tenaga kerja nasional.

Baca juga: Kementerian BUMN Pastikan Dana PMN Tidak Lari ke Proyek IKN

Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Bobby Gafur Umar mengatakan sektor perkebunan adalah salah satu sektor dengan pangsa terbesar dan sumber mata pencaharian bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Subsektor perkebunan mengelola sekitar 129 komoditas perkebunan dan hanya delapan komoditas strategis antara lain kopi, karet, kelapa Sawit, teh, kakao, kelapa, rempah dan atsiri yang berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi nasional. Kinerja ekspor komoditas perkebunan yang didominasi sawit dan karet tercatat tumbuh tinggi.

“Komoditas perkebunan sebagai sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja petani, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah, maupun penyangga kelestarian lingkungan,” kata Bobby.

Sementara itu Ketua Komite Tetap Standardisasi dan Produktivitas A. Aziz Pane menyebutkan perkebunan telah memberikan manfaat yang besar dalam berbagai bidang, tak terkecuali devisa negara. Subsektor perkebunan seperti karet dan kelapa sawit telah menyumbangkan devisa negara lebih dari Rp350 triliun.

Kontribusi tersebut akan menjadi jauh lebih besar bila diakumulasikan dengan devisa dari komoditi, kopi, kakao, lada, kelapa dan komoditas perkebunan lainnya yang diolah di industri hilir dalam negeri.

“Dengan melakukan hilirisasi, dapat membantu meningkatkan produktivitas dimana akan meningkatkan kesejahteraan petani perkebunan. Industri komoditi perkebunan dengan produsen harus sama-sama diuntungkan. Contohnya perusahaan akan merasa terbantu dalam penyediaan bahan baku, sementara pekebun akan lebih bersemangat dalam memproduksi karena kepastian pangsa pasar,” kata Aziz.

Baca juga: Erick Thohir: BUMN Belanja Produk UMKM Rp 24,5 Triliun, Luar Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com