Risal tahu bahwa selama mengikuti pelatihan, ia belum terikat kontrak, sehingga belum memperoleh gaji.
Baca juga: Direktur IWIP Paparkan 3 Keuntungan Indonesia sebagai Produsen Baterai Kendaraan Listrik
“Tak masalah (belum dapat gaji), karena memang saya ingin belajar dulu. Nanti kalau sudah punya skill kan lebih bagus,” ujarnya.
Serupa dengan Risal, Rahmad Ahmad pun lebih memilih mengikuti pelatihan. Ia bahkan rela meninggalkan kampung halamannya di Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Jika Risal memilih belajar mengoperasikan excavator, Rahmad lebih menaruh minat pada wheel loader.
Siang itu, Selasa (27/9/2022), adalah hari ketujuh Rahmad mengikuti pelatihan. Wajahnya sumringah ketika ditanya tentang kemampuannya mengoperasikan wheel loader.
“Alhamdulillah dari sebelumnya saya tidak punya skill sama sekali, sekarang sudah bisa berbagai macam teknik,” katanya.
Alasan yang tak jauh berbeda juga dikemukakan Muhammad Rizky Magfirah, peserta pelatihan pengelasan asal Morotai. Bagi Rizky, mengikuti pelatihan di IWIP adalah sebuah langkah untuk keluar dari zona nyaman.
Baca juga: Direktur IWIP Nilai Indonesia Berperan Penting dalam Produksi Nikel Dunia
“Setelah lulus SMA saya berpikir, daripada saya hanya diam di kampung dan tidak melakukan apa-apa, lebih baik saya ikut pelatihan ini. Apalagi ini gratis,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.