Selain itu, PKT juga menerapkan smart farming bernama PreciPalm. Sistem ini digunakan untuk mencari rekomendasi pemupukan berbasis pertanian presisi atau precision agriculture yang cepat, tepat, dan efisien untuk kebun kelapa sawit. PreciPalm menggunakan satelit Sentinel 2A untuk mendapatkan citra satelit berupa peta kondisi kandungan unsur hara tanaman nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) secara real-time.
Dengan berbagai sistem dan aplikasi yang telah dikembangkan, Rahmad mengklaim bahwa digitalisasi yang dilakukan PKT telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan predikat National Lighthouse Industry 4.0 yang disematkan kepada PKT oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada April 2021.
“Teknologi yang kami jalankan bekerja dengan sangat baik dalam mendukung produktivitas pabrik PKT. Hal itu bisa terlihat melalui achievement yang kami dapatkan,” ujar Rahmad.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa penerapan teknologi smart production, misalnya, mampu membantu PKT melakukan efisiensi energi secara signifikan. Berdasarkan data PKT, perusahaan mampu melakukan efisiensi energi sebesar 2,69 persen di pabrik amonia dan 3,88 persen di pabrik urea.
“Keberhasilan teknologi yang diadaptasi oleh PKT tidak terlepas dari kecakapan Insan PKT—sebutan untuk karyawan PKT—dalam memanfaatkan dan menggunakannya dengan maksimal. Saya mengapresiasi Insan PKT karena telah memiliki skill dan berkinerja unggul di balik implementasi digitalisasi sehingga PKT bisa meraih pencapaian seperti ini,” ucap Rahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.