Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Kembali Menguat, Dollar AS Kini Setara Rp 15.193 per Dollar AS

Kompas.com - 05/10/2022, 17:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kembali ditutup menguat pada sesi perdagangan Rabu (5/10/2022) hari ini. Penguatan ini mengekor sebagian besar mata uang Asia lain yang turut terapresiasi.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.193 per dollar AS, menguat 0,36 persen. Terpantau sejak pembukaan perdagangan nilai tukar rupiah terus bergerak di zona positif.

Mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, nilai tukar rupiah juga menguat. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.196 per dollar AS, lebih rendah dari perdagangan Selasa (4/10/2022) lalu sebesar Rp 15.276 per dollar AS.

Penguatan nilai tukar rupiah selaras dengan berlanjutnya koreksi indeks dollar AS. Terpantau sampai dengan sore hari ini, indeks dollar AS berada pada kisaran 110.

Baca juga: Inflasi Naik dan Rupiah Melemah, BI Bakal Naikkan Suku Bunga Lagi?

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dollar AS sebenarnya sedikit menguat walaupun sebelumnya sempat melemah. Namun demikian, spread-nya relatif lebih rendah.

"Mungkin akan berakhir tiba-tiba dalam beberapa hari mendatang karena data pekerjaan bulanan AS pada Jumat berpotensi menenggelamkan harapan baru-baru ini dari poros Federal Reserve," kata dia, dalam risetnya, Rabu.

Lebih lanjut Ia bilang, pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam diproyeksi masih ketat. Ini menunjukan dampak buruk pengetatan agresif kebijakan moneter bank sentral AS.

"Gelombang data ekonomi global yang lebih lemah baru-baru ini telah menghidupkan kembali harapan poros Fed, mendorong imbal hasil treasury lebih rendah dan menekan greenback," ujarnya.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Kembali Perkasa Terhadap Dollar AS, Ini Penyebabnya

 


Seiring dengan penurunan indeks dollar AS, terpantau sejumlah mata uang Asia lain turut terapresiasi, mulai dari, dollar Taiwan (0,63 persen), won Korea Selatan (1,07 persen), peso Filipina (0,03 persen), rupee India (0,44 persen), yuan China (0,13 persen), ringgit Malaysia (0,23 persen), hingga baht Thailand (0,28 persen).

Selain dari sentimen eksternal, penguatan nilai tukar rupiah juga masih ditopang oleh data rilis inflasi. Meskipun data inflasi terus tumbuh dan mencapai 1,17 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada Oktober kemarin, angka ini disebut masih lebih rendah dari ekspektasi pasar.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah," ucap Ibrahim.

Baca juga: Inflasi Capai Level Tertinggi Sejak Desember 2014, Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 15.300 per Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com