Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak 4 Tips Hadapi Dampak Inflasi dan Stagflasi Global

Kompas.com - 07/10/2022, 15:10 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Resesi 2023 secara global banyak diramalkan akan terjadi pada tahun depan. Hal ini ditengarai karena kenaikan suku bunga acuan secara agresif yang dilakukan bank sentral di berbagai negara.

Adapun, kenaikan suku bunga acuan ini merupakan langkah antisipatif untuk dapat menekan laju inflasi.

Inflasi sendiri bisa berdampak terhadap kehidupan sehari-hari, sebab akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Baca juga: Inflasi Naik dan Rupiah Melemah, BI Bakal Naikkan Suku Bunga Lagi?

Saat inflasi terjadi, daya beli masyarakat cenderung menurun akibat adanya kenaikan harga dan angka pengangguran yang meningkat.

Sementara, pertumbuhan ekonomi yang terus melambat disertai dengan kenaikan harga secara terus-menerus (inflasi) disebut sebagai stagflasi.

Dampak inflasi dan stagflasi yang dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu menurunkan daya beli masyarakat dan dapat meningkatkan angka pengangguran.

Dilansir dari lama sikapiuangku.ojk.go.id, berikut ini adalah tips untuk dapat mengantisiapsi dampak inflasi yang terjadi.

1. Mengelola pos keuangan

Kenaikan harga perlu diantisipasi dengan mengatur ulang pos keuangan. Anda dapat memisahkan pos kebutuhan dan keinginan sehingga keuangan menjadi lebih tertata.

Tunda pembelian barang yang tidak mendesak, tentunya akan lebih baik melakukan belanja atau konsumsi ketika kondisi ekonomi telah membai

2. Mencari tambahan pendapatan

Anda dapat mencoba untuk berbisnis memanfaatkan platform daring atau melakukan pekerjaan sampingan sesuai hobi.

3. Dana darurat

Dana darurat bisa disiapkan untuk kebutuhan tidak terduga.

Besaran dana darurat saat masih lajang yaitu 6 kali biaya hidup per bulan. Sedangkan bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki tanggungan dianjurkan sebesar 12 kali biaya hidup per bulan.

Dana darurat ini akan berguna untuk mengantisipasi hal buruk yang bisa terjadi di masa stagflasi seperti pemotongan gaji bahkan pemutusan hubungan kerja (PHK). Baca juga: Mengenal Apa Itu Resesi, Penyebab, dan Pengaruhnya

Baca juga: Inflasi September Tertinggi sejak 2014, Ekonom Sebut Bukan Skenario Terburuk

4. Investasi sesuai profil risiko

Anda dapat memilih instrumen investasi yang memberikan imbal hasil yang lebih besar dari tingkat inflasi. Jangan lupa untuk melakukan diversifikasi produk investasi.

Selain itu, Anda dapat menyesuaikan memilih jenis dan produk investasi yang cocok dengan diri sendiri.

Setelah mengetahui jenis dan produk investasi yang dibutuhkan, saat akan membeli produk harus memastikan lembaga penjual atau yang menawarkan produk tersebut telah memperoleh izin usaha sesuai bidangnya.

Tidak kalah penting untuk memahami secara seksama ketentuan yang berkaitan dengan produk, untuk memastikan telah mengetahui secara lengkap hak dan kewajibannya, manfaat, biaya, dan risiko yang berkaitan dengan produk yang akan dibeli.

Itulah penjelasan mengenai tips keuangan dalam menghadapi inflasi dan stagflasi.

Baca juga: Inflasi Turkiye Tembus 83 Persen, Tertinggi dalam 24 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com