Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditutup Melemah, Nilai Tukar Rupiah Kembali ke Kisaran Rp 15.250 per Dollar AS

Kompas.com - 07/10/2022, 16:15 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot ditutup melemah pada sesi perdagangan Jumat (7/10/2022) hari ini. Terpantau sejak pembukaan perdagangan, mata uang Garuda terus bergerak di zona negatif.

Melansir data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp 15.251 per dollar AS, terderpresiasi 0,42 persen. Dengan posisi tersebut, sejak awal tahun (year to date/ytd) rupiah telah terdepresiasi 6,93 persen.

Mengacu kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau Jisdor, nilai tukar rupiah juga terkoreksi. Pada sesi perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah Jisdor berada pada level Rp 15.246 per dollar AS, lebih tinggi dari perdagangan kemarin sebesar Rp 15.197 per dollar AS.

Baca juga: Bayar Utang dan Jaga Rupiah, Cadangan Devisa Turun Jadi 130,8 Miliar Dollar AS

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dollar AS pada hari ini kembali menguat. Investor sebenarnya masih menunggu data perekonomian terbaru AS, yakni nonfarm payrolls.

"Ini untuk isyarat lebih lanjut tentang ekonomi terbesar dunia," ujar Ibrahim, dalam risetnya, Jumat.

Pada saat bersamaan pejabat bank sentral AS, The Federa Reserve (The Fed), kembali melontarkan pernyataan terkait peningkatan suku bunga yang agresif guna meredam inflasi. Kali ini, sinyal hawkish datang dari Gubernur The Fed, Christopher Waller.

Dilansir dari Reuters, Waller menyatakan, The Fed perlu terus mengkerek tingkat suku bunga acuan hingga awal tahun depan, untuk menekan laju inflasi. Pengetatan kebijakan moneter dinilai perlu dilakukan di tengah pasar keuangan yang bergejolak.

Baca juga: Terpapar Sinyal Hawkish The Fed, Nilai Tukar Rupiah Melemah

"Tingkat inflasi masih sangat jauh dari target Federal Open Market Committe dan sepertinya tidak akan turun secara cepat," kata dia.

Dengan adanya sentimen-sentimen tersebut, sejumlah mata uang Asia lain turut terdepresiasi terhadap dollar AS, mulai dollar Taiwan (0,45 persen), won Korea Selatan (0,71 persen), peso Filipina (0,44 persen), rupee India (0,51 persen), dan ringgit Malaysia (0,32 persen).

Dari dalam negeri sendiri, sentimen negatif terhadap rupiah datang dari data cadangan devisa Indonesia. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada September 2022 turun 1,4 miliar dollar AS menjadi 130,8 miliar dollar AS.

Penurunan posisi cadangan devisa pada September 2022 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca juga: Inflasi Naik dan Rupiah Melemah, BI Bakal Naikkan Suku Bunga Lagi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com