Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rights Issue Dinilai Akan Membuat BTN Lebih Ekspansif Dukung Program Perumahan Nasional

Kompas.com - 08/10/2022, 13:10 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara atau BTN Tbk (BBTN) telah mengumumkan panggilan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dengan agenda tunggal, yakni meminta persetujuan untuk menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue pada 18 Oktober 2022. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak banyaknya 4,6 miliar saham dengan target perolehan dana Rp4,13 triliun.

“Rights issue akan membuat BBTN punya ruang untuk lebih ekspansif untuk mendukung program perumahan nasional dan pada akhirnya bakal mengerek kinerja perseroan,” ujar analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana dalam keterangannya, Sabtu (8/10/2022)

Menurut Raditya, harga saham BBTN menjadi menarik untuk dicermati. Apalagi BBTN akan menggelar RUPSLB untuk menjalankan agenda rights issue.

Baca juga: Jelang Rights Issue, BTN Genjot Dana Murah

 

Aksi korporasi ini akan menjadi pendorong pergerakan harga saham ke depan, setelah harga saham BBTN bergerak sideways sejak awal tahun.

“Kami proyeksikan harga wajar BBTN saat ini berkisar pada level Rp2.200. Closing pada perdagangan Jumat kemarin pada level Rp1.560, sehingga potensial upside nya sebesar 41 persen,” kata Raditya.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menjelaskan, apabila rights issue terserap maksimal, BBTN punya kemampuan menyalurkan 1,3 juta unit rumah untuk periode waktu yang sama.

“Tentu hal ini merupakan sesuatu yang positif, setidaknya untuk BBTN. Sehingga hal tersebut membuat right issue menjadi menarik dan dapat menjadi pilihan bagi pelaku pasar dan investor. Secara potensi valuasi jangka panjang, kami memiliki target harga untuk BBTN adalah Rp2.150,” kata Maximilianus.

Baca juga: BTN Akan Gunakan Dana Right Issue Rp 4,13 Triliun untuk Ekspansi Kredit

Kenaikan penyaluran kredit, Maximilianus menambahkan, sudah pasti berimplikasi pada pertumbuhan pendapatan bunga. Apalagi, BBTN fokus bermain di segmen MBR dan milenial yang memang membeli rumah pertama dan untuk ditinggali.

Maka itu, permintaan dari segmen ini akan relatif stabil meskipun kondisi ekonomi dalam tekanan.

“Jangan lupa, BBTN merupakan bank andalan pemerintah di sektor perumahan. Apalagi BBTN fokus menggarap segmen menengah bawah yang kebutuhan rumahnya masih sangat tinggi. Maka itu, kami melihat kinerja perseroan bakal relatif stabil meskipun ada kenaikkan tingkat suku bunga,” kata Maximilianus.

Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang Citradi menuturkan, rasio PBV BBTN yang masih berada di bawah 1x membuat saham perseroan sangat menarik untuk dikoleksi.

“Dari sisi PBV, saham BBTN itu salah harga. Harga saham jauh di bawah fundamentalnya. Artinya, ruang kenaikan masih sangat lebar,” kata Tirta.

Baca juga: BTN Kantong Laba Bersih Rp 1,47 Triliun, Dirut: Tumbuh Hampir 60 Persen

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com