Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Transportasi Online Dinilai Gagal Membuka Lapangan Kerja Baru, Apa Alasannya?

Kompas.com - 10/10/2022, 06:09 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan, transportasi onine merupakan bisnis yang gagal, terutama sebagai bisnis yang membuka lapangan pekerjaan baru.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menyebut tidak semua pengemudi ojek online (ojol) berasal dari orang yang pengangguran.

Dari hasil survei tersebut, diketahui sebanyak 81,31 persen orang menjadikan pengemudi ojol sebagai pekerjaan utamanya. Sementara, sebanyak 18,69 persen menjadikan pengemudi ojol sebagai pekerjaan sampingan.

Baca juga: Driver Ojol: Kenaikan Tarif Ojol Berdampak Positif...

Dari komposisi tersebut, disebutkan hanya sebanyak 16,09 persen saja pengemudi ojek online (ojol) yang berasal dari pengangguran.

Sementara sebelum menjadi pengemudi ojol sebanyak 34,3 persen bekerja dari BUMN dan sektor swasta. Sedangkan sebanyak 36,12 persen pengemudi ojol sebelumnya merupakan seorang wiraswasta.

"Pelajar dan mahasiswa 5,42 persen, ibu rumah tangga 0,82 persen, tanpa pekerjaan 16,09 persen, dan lainnya 17,24 persen," terang dia terkait hasil survei tersebut, dikutip Minggu (9/10/2022).

Di sisi lain, ada 18,69 persen yang menjadikan pengemudi ojol sebagai pekerjaan sampingan. Dari besaran tersebut, diketahui sebanyak 7,86 persen memiliki pekerjaan utama sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sedangkan sebanyak 31,14 persen diketahui memiliki pekerjaan utama di BUMN dan sektor swasta. Sebanyak, 7,86 persen memiliki pekerjaan utama sebagai pelajar.

Lainnya, sebanyak 29,29 persen memiliki pekerjaan utaa sebagai wiraswasta. Sebanyak 0,71 persen memiliki pekerjaan utama sebagai ibu rumah tangga, dan 22,

Sementara pengemudi didominasi oleh pria sebanyak 81 persen dengan usia terbanyak 20 sampai 30 tahun sebanyak 40,63 persen serta lama bergabung menjadi pengemudi ojek online terbanyak kurang dari 1 tahun sebanyak 39,38 persen.

Survei dilakukan rentang waktu 13 sampai 20 September 2022 dengan media survei online.

Samplingnya adalah penduduk Jabodetabek pengguna ojek online dengan metode sampling kurang 5 persen. Wilayah surveinya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sebanyak 2.655 responden adalah masyarakat pengguna ojek online dan 2.016 responden mitra ojek online.

Survei tersebut dilakukan guna menindaklanjuti Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 667 Tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Untuk itu, Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan melakukan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat pengguna dan pengemudi ojek online terhadap penyesuaian biaya jasa atau tarif ojek online yang diberlakukan mulai hari Minggu (11/9/2022).

Baca juga: Kenaikan Tarif Ojek Online Dibagi Tiga Zona, Ini Rinciannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com