Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneropong Nasib Kripto Bulan Ini, Makin Terperosok?

Kompas.com - 10/10/2022, 15:05 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja pasar aset kripto global tengah terpuruk. Ini terefleksikan dari kapitalisasi pasar aset kripto yang kian tergerus.

Mengacu kepada data Coinmarketcap, saat ini kapitalisasi aset digital itu berada pada kisaran 945 miliar dollar AS. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu kapitalisasi pasar aset kripto masih berada di atas 2 triliun dollar AS.

Mengawali Oktober 2022, pasar kripto nampak masih belum bangkit. Nilai sejumlah aset kripto tercatat masih tergerus pada pekan pertama Oktober ini.

Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin, bahkan kembali meninggalkan level 20.000 dollar AS per keping. Dengan terkoreksinya Bitcoin, kripto jenis lain, seperti Binance Coin, Solana, Dogecoin, hingga Solana pun turut terdepresiasi.

Baca juga: Daftar Barang yang Bisa Digadaikan di Pegadaian, Apa Saja?

Terpapar sentimen global

Trader Tokocrypto Afid Sugiono menilai, investor mulai menjauhi market kripto seiring dengan semakin kuatnya sinyal kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve. Berbagai pernyataan hawkish pejabat The Fed membuat investor khawatir terhadap kinerja aset berisiko tinggi, termasuk kripto.

"Penegasan atas sikap hawkish The Fed tersebut memudarkan gairah investor di pasar aset berisiko. Akibatnya, mereka pun menjauh dan berhenti melakukan akumulasi sementara," kata Afid dalam risetnya, dikutip Senin (10/10/2022).

Data-data perekonomian AS, seperti data ketenagakerjaan, turut menekan pasar aset kripto. Sebagaimana diketahui, pada Jumat (7/10/2022), Departemen Tenaga Kerja AS merilis data yang menunjukkan data tenaga kerja yang masih positif.

Rilis tersebut kemudian membuat pasar memproyeksi kenaikan suku bunga acuan yang agresif akan kembali terjadi pada November mendatang. Pasalnya, data itu mengindikasikan kondisi perekonomian AS yang masih terjaga, sehingga bank sentral memiliki ruang lebih besar untuk mengetatkan kebijakan moneternya.

Baca juga: Lowongan Kerja LKPP untuk S1, Posisi Staf Pengawas Internal


Nasib kripto pada Oktober 2022

Di tengah bullish-nya pasar, sejumlah investor masih berharap bahwa kripto akan bangkit pada Oktober ini. Pasalnya, menurut siklus Oktober menjadi bulan yang baik untuk market kripto secara keseluruhan.

Menurut Bitcoin Monthly Retuns, harga BTC selalu naik di bulan Oktober dalam kurung waktu tiga tahun terakhir (2019-2021). Tertinggi nilai BTC sempat melonjak 39,93 persen pada tahun lalu dan itu mendorongnya untuk mencapai all-time high (ATH) pada November 2021 lalu.

Namun demikian, Afid bilang, investor harus lihat secara sadar fenomena tersebut mungkin akan sulit terulang. Pasalnya, tidak hanya kripto, pasar saham secara global pun tengah lesu dan masih dalam tekanan.

Baca juga: Dunia Hadapi Krisis Energi Terburuk, Transisi Energi Perlu Segera Terlaksana

"Kripto masih dipercaya sebagai shadow market-nya pasar saham global, jadi akan ada pengaruh yang besar terkait guncangan ekonomi di saat banyak negara yang alami resesi," ujarnya.

Afid mengungkapkan dari analisis jangka pendek, pergerakan harga Bitcoin bisa kembali downtrend. Jika valid breakdown, kemungkinan target penurunan berada pada level 18.920 dollar AS yang merupakan harga terendah pada candle harian 2 Oktober.

Adapun level resistance pada level 20.576 dollar AS masih menjadi target naik terdekat Bitcoin. Harga tertinggi pada 12 September di level 22.488 dollar AS menjadi target naik selanjutnya, apabila pergerakan harga Bitcoin berhasil breakout resistance terdekatnya.

"Kekhawatiran makroekonomi seputar inflasi, iklim geopolitik, dan kebijakan moneter telah membuat harga BTC turun sehingga mempengaruhi pasar yang lebih luas juga," ucap Afid.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Penciptaan Satu Juta Wirausaha Baru pada 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com