Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KemenkopUKM Sebut Fesyen dan Kuliner Penyumbang Terbesar Ekonomi Kreatif

Kompas.com - 10/10/2022, 17:20 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) mengatakan, sektor ekonomi kreatif dapat menjadi sumber dan kekuatan ekonomi baru.

Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM) Siti Azizah mencatat, sektor fesyen dan kuliner sebagai salah satu bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif Indonesia, memberikan sumbangan positif terhadap pemulihan ekonomi nasional.

"Kalau kami lihat memang sektor fesyen dan kuliner merupakan salah satu bagian dari 17 subsektor ekonomi kreatif Indonesia yang secara positif walau dalam kondisi pandemi," kata dia dalam acara Arqam Accelerator Fashion & Beauty Care Demo Day 2022 di Hotel JS Luwansa, Senin (10/10/2022).

Baca juga: Kemenkop UKM Dorong Pebisnis Disabilitas Manfaatkan Ekonomi Digital

Berdasarkan data dari State of The Global Islamic Economy Report pada tahun 2019, Siti bilang, Indonesia menjadi runner up negara yang mengembangkan fesyen muslim terbaik.

Padahal, Siti bilang, pada tahun sebelumnya Indonesia tidak masuk dalam 10 besar.

"Memang Indonesia sangat potensial di dunia fesyen," imbuh dia.

Lebih jauh, Siti mengurai, konsumsi belanja Indonesia terhadap busana muslim mencapai 20 miliar dollar AS atau setara Rp 279 triliun.

Angka ini menjadi yang terbesar ketiga di antara negara anggota organisasi kerajaan Islam (OKI).

Baca juga: 5 Tips Cari Cuan Lewat Konten Kuliner ala Andre Sarwono

Ia menceritakan, selama masa pandemi Covid-19 banyak masyarakat lebih memperhatikan kondisi kulit mereka selama di rumah. Untuk itu, penjualan skincare mengalami peningkatan cukup drastis.

"Skincare penjualannya naik di masa pandemi, karena para ibu bapak juga menggunakan skincare untuk mempercantik dirinya daripada di rumah melihat kaca mungkin ada yang kurang bagus kulit," tandas dia.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, CEO & Founder Alami Group Dhima Djani menjabarkan, adanya adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19 telah menggeser pola belanja dari offline menjadi online. Ini terlihat dengan meningkatnya transaksi online produk kosmetik sebesar 80 persen.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan I tahun 2020 menyebutkan kinerja industri kimia, farmasi dan obat tradisional (termasuk sektor kosmetik) mengalami pertumbuhan yang gemilang sebesar 5,59 persen.

Sementara, di tengah tekanan dampak pandemi Covid-19, kelompok manufaktur ini mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa melalui capaian nilai ekspornya yang menembus 317 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,44 triliun pada semester I-2020, atau naik 15,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

"Kalau kita lihat data ini kita optimis dunia fesyen kecantikan Indonesia akan terus berkembang," pungkas dia.

Baca juga: Manfaatkan Potensi Bisnis Fesyen Muslim di Indonesia, Mahasiswi Ini Sukses Ekspor Hijab ke Singapura

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com