Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Resesi Global, Harga Minyak Dunia Turun

Kompas.com - 11/10/2022, 07:38 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami penurunan tipis pada akhir perdagangan Senin (10/10/2022) waktu setempat (Selasa WIB). Pergerakan harga minyak dibayangi oleh kekhawatiran investor akan permintaan bahan bakar serta pasokan yang lebih ketat, akibat resesi global.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent turun 69 sen, atau 0,7 persen, menjadi 97,23 dollar AS per barrel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate turun 36 sen, atau 0,4 persen, menjadi 92,57 dollar AS per barrel.

Pernyataan Bank Sentral Amerika Serikat menjadi perhatian para investor. Presiden Federal Reserve Chicago AS Charles Evans mengatakan, The Fed memiliki proyeksi yang kuat dalam menaikkan suku bunga acuan, dengan target 4,5 persen sejak bulan Maret 2022 lalu, dan terus mempertahankan kenaikan itu.

Baca juga: Gelombang PHK Kembali Menerpa, Indonesia di Ambang Resesi?

Tingkat suku bunga yang lebih tinggi, tersebut bertujuan untuk memberikan waktu kepada bank sentral AS melakukan evaluasi dampak inflasi dan memungkinkan rantai pasokan minyak mentah yang terhambat saat ini.

"Ke depannya ekonomi AS akan lebih suram, karena mereka tidak begitu yakin bahwa inflasi bisa terkendali. Sehingga dari sisi makro, ini membebani minya," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Harga minyak mentah juga berjuang di tengah tren penguatan dollar AS yang terus perkasa. Dengan nilai tukar dollar AS yang lebih kuat akan membebani harga minyak, karena harga minyak akan lebih mahal untuk negara dengan mata uang selain dollar AS.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ yang memutuskan untuk melakukan pengetatan pasokan akan membatasi penurunan harga minyak pekan lalu. Namun, ada tanda-tanda bahwa penguasa minyak asal Arab Saudi, akan terus memberikan dukungannya kepada importir minyak di Asia secara penuh.

Saudi Aramco menyerukan, setidaknya tujuh pelanggan di Asia dipastikan akan menerima volume kontrak penuh minyak mentah pada November 2022, menjelang puncak musim dingin. Dalam pertemuan pekan lalu, OPEC+ memutuskan untuk menurunkan target produksi mereka sebesar 2 juta barrel per hari.

Usai pengumuman OPEC+ tersebut harga minyak Brent dan WTI mengalami kenaikan sepekan terbesar sejak Maret 2022. Namun, pemotongan produksi minyak OPEC+ tersebut mengecewakan AS, yang menginginkan adanya kenaikan produksi untuk mendukung ekonomi negara itu.

Kekhawatiran atas permintaan minyak yang masih membayangi, karena pendemi telah mengurangi konsumsi. Di sisi lain, hal ini diperkerus dengan upaya Uni Eropa yang tergabung dalam negara G7 untuk memberlakukan batasan harga pada ekspor minyak asal Rusia.

Fitch Ratings memperingkatkan, sanksi baru negara G7 yang rumit itu dinilai bisa menyebabkan Rusia menutup pasokan minyak mentahnya. Faktor geopolitik tersebut dapat mengubah pola pasokan dan menyebabkan volatilitas harga yang lebih besar

"Prospek ekonomi resesi akan menyebabkan permintaan minyak yang lebih rendah, dan kami memperkirakan volatilitas harga akan tetap tinggi dalam jangka pendek karena faktor geopolitik, seperti sanksi lebih lanjut yang mengarah pada pengurangan ekspor Rusia,” tulis Fitch Ratings.

Sementara itu, aktivitas di China selama September mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam empat bulan karena pembatasan Covid-19 menekan permintaan dan kepercayaan bisnis. Perlambatan ekonomi di China, yang merupakan konsumen minyak terbesar kedua di dunia, menambah kekhawatiran tentang akan potensi resesi global yang dipicu oleh kenaikan suku bunga oleh The Fed untuk mengatasi inflasi.

Baca juga: Keunggulan Minyak Makan Merah Dibandingkan Minyak Goreng Biasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com