Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irvan Maulana
Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Peneliti dan Penulis

Wakaf, Pengetatan Moneter, dan Keberlanjutan Utang

Kompas.com - 11/10/2022, 10:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pengurangan pengeluaran dan kenaikan pajak telah menyebabkan kenaikan tingkat pengangguran, layanan kesehatan yang mahal, dan lain-lain. Tidak berlebihan untuk menyatakan bahwa wakaf memiliki potensi dalam membantu pemerintah mencapai keberlanjutan utang dengan mengurangi pengeluaran publik.

Selain itu, pelaksanaan wakaf tidak serta merta mengurangi penerimaan pemerintah. Alasannya, motivasi sumbangan wakaf juga berasal dari semangat spiritualitas dan keadilan sosial.

Dalam pandangan kepraktisan, wakaf juga dapat mencegah pemerintah dari membengkaknya pinjaman masa depan dalam jumlah besar karena membiayai sebagian besar pengeluaran negara.

Ada dua jalur agar wakaf dapat menekan beban bunga akibat pengetatan moneter sehingga beban utang semakin berkurang.

Pertama, sudah saatnya wakaf berperan lebih besar membiayai proyek-proyek besar dengan skema yang lebih variatif sehingga alokasi APBN lainnya dapat dialihkan untuk membiayai beban bunga dan pokok utang pemerintah.

Untuk itu diversifikasi skema wakaf penting dilakukan, dan tidak terpaku dengan beberapa skema saja, di antaranya adalah skema wakaf saham, model wakaf takaful, wakaf langsung, wakaf tunai, dan model wakaf reksa dana.

Kedua, pemerintah secara perlahan bisa mengurangi pinjaman dalam jumlah besar di masa depan karena pembiayaan internal dari wakaf bisa menjadi substitusi pembiayaan jangka panjang.

Baca juga: Dana Wakaf Bisa Dimanfaatkan untuk Pembangunan IKN Nusantara

Secara intuitif pengelolaan keuangan negara, sangat mungkin pemerintah mampu memoderasi tarif pajak secara signifikan di masa depan.

Karena itu, pembiayaan wakaf memiliki potensi dalam mengurangi ketergantungan utang karena didasari atas prinsip altruistik, di mana masyarakat berwakaf murni dengan tujuan membantu tanpa mengharapkan imbalan, tanpa menambah beban.

Hal ini menunjukkan bahwa wakaf dapat berperan besar menjadi sektor yang berpengaruh signifikan dalam dinamika kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan keuangan publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com