Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Kelas, Omzet Kelompok Pengrajin Pandai Besi Ini Capai Rp 1 Miliar

Kompas.com - 11/10/2022, 20:30 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pelaku usaha pandai besi yang tergabung dalam kelompok Gayeng Ruyeng, di Desa Pasir Wetan, Purwokerto berhasil naik kelas. Ini tercemin dari total pendapatan atau omzet kelompok yang meningkat.

Omzet kelompok beranggotakan 20 pengrajin itu tumbuh seiring dengan produktivitas yang meningkat. Salah satu pendongkraknya ialah melalui pembinaan yang dilakukan oleh Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA).

Ketua Gayeng Ruyeng Mukhlis menjelaskan, para pengrajin pandai besi yang tergabung mengolah bilah-bilah sisa besi dan baja menjadi berbagai ragam alat pertanian, pertukangan, dan juga berbagai jenis pisau. Usaha ini sudah turun temurun dari sejak puluhan tahun silam.

Baca juga: Kisah Sukses Mooeishop, Awali Bisnis Tanpa Modal hingga Omzet Rp 300 Juta Per Bulan

Namun, kehadiran YDBA diakui banyak mengubah pola kerja para perajin di Pasir Wetan. Semula ia menghasilkan 20 golok per hari, kini dengan kondisi kerja yang nyaman, Mukhlis bisa menghasilkan 30 golok.

"Perajin lainnya juga mengalami hal sama," kata dia dalam keterangan diterima Kompas.com, Selasa (11/10/2022).

Mukhlis melanjutkan, proses kerja berubah. Sebelumnya hanya mengenal besi per dan besi pelat biasa, kini pengetahuannya bertambah dengan bahan baku varian baja modern. Belum lagi dari pelaporan keuangan yang semakin rapi.

“Kami harap, produk kami semakin baik, dan bisa ekspor, tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jadi kami bisa menikmati penghasilan yang meningkat,” kata Mukhlis.

Peningkatan produktivitas itu kemudian berpengaruh pada peningkatan omzet, di mana berdasarkan data YDBA, sepanjang tahun 2021, omzet kelompok Gayeng Ruyeng mencapai Rp 967 juta. Sementara pada Januari hingga Agustus 2022, omzet sudah mencapai Rp 1,09 miliar.

Baca juga: MTI Sebut Transportasi Online Bisnis Gagal, Apa Alasannya?

Pendampingan YDBA

Koordinator YDBA Banyumas Eko Wandiro menjelaskan, pihaknya telah hadir mendampingi Gayeng Ruyeng sejak 2020. Sejumlah pelatihan dan pendampingan diberikan secara intensif untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya, termasuk produknya.

"Kami ingin UMKM pandai besi naik kelas, baik dari sisi kompetensi dan produk yang dihasilkan. Contohnya, mereka yang sejak dulu menjual produknya hanya ke tengkulak, kini variasi produknya bertambah, bisa dipasarkan ke kalangan chef profesional," tutur dia.

Lebih lanjut ia bilang, YDBA mendampingi mereka dengan menggandeng banyak pihak. YDBA berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait yang berkomitmen mengembangkan produk pisau UMKM Gayeng Ruyeng hingga memiliki standar QCD atau quality, cost, and delivery.

Baca juga: 5 Strategi agar Bisnis Dilirik Pasar lewat TikTok

Pihaknya pun memberi pelatihan rutin seperti mentalitas dasar, prinsip manufaktur 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) yang diterapkan juga di Astra, pembukuan sederhana, pengetahuan bahan material, dan sejumlah pelatihan teknis lainnya. Termasuk pendampingan UMKM dalam hal pemasaran.

"Saat ini UMKM pandai besi sedang berupaya menghasilkan pisau sesuai standar chef internasional. Sejumlah tahapan sudah dilewati, termasuk menemukan bahan yang cocok dengan bantuan laboratorium dari Astra Otoparts," kata dia.

"Kini masih dalam tahap uji, termasuk pengujian di kalangan ICA (Indonesian Chef Association). Kami harap ini berhasil dan dapat diterima," tambah Eko.

Jika pisau itu sukses, tentunya akan mengangkat UMKM pandai besi naik kelas, karena bisa menghasilkan produk standar internasional. Pisau buatan UMKM pandai besi Banyumas itu juga tengah dikirim ke Swedia untuk mendapat kajian.

Baca juga: Bisnis Warung Bisa Lebih Efisien berkat Digitalisasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com