Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus "Pig Butchering" Sampai ke Indonesia, Satgas Waspada Investasi: Hati-hati "Chat" Medsos Ajak Investasi Kripto

Kompas.com - 12/10/2022, 11:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satgas Waspada Investigasi (SWI) menjelaskan, pig butchering scam pada intinya merupakan upaya penipuan atau pemerasan. Namun, cara memanipulasinya dibuat seakan-akan berbeda.

Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing menjabarkan, masyarakat yang menjadi korban direpresentasikan sebagai babi yang digemukkan untuk disembelih oleh pelaku yang direpresentasikan sebagai peternak.

"Korban ditipu daya dengan chat berkenalan di media sosial atau media komunikasi dan selanjutnya diminta untuk berinvestasi di aplikasi Investasi kripto yang diduga palsu serta dikendalikan oleh pelaku," ujar dia kepada Kompas.com, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Waspadai Pig Butchering, Modus Penipuan Kripto yang Jadi Sorotan FBI

Korban diminta segera lapor polisi

Untuk itu, ia meminta masyarakat berhati-hati dengan upaya komunikasi yang mencurigakan dan melaporkan kepada polisi apabila mengalami kerugian.

Tongam sendiri menceritakan, pihaknya pernah menerima laporan masyarakat mengenai skema pig butchering ini.

Namun, Tongam menilai kasus tersebut pada prinsipnya adalah dugaan tindak kejahatan penipuan atau pemerasan, jadi masyarakat diminta segera melapor kepada polisi.

Baca juga: Social Engineering Masih Marak, Ini Tips dari OJK agar Tak Terjerat Soceng

Modus pig butchering, pelaku kontak korban via medsos

Tongam mengingatkan, pelaku kejahatan yang menggunakan modus pig butchering biasanya melakukan kontak dan berkomunikasi dengan calon korban dalam jangka panjang.

Adapun sarana yang digunakan adalah berbagai media sosial atau aplikasi kencan.

"Setelah merasa berhasil membuat calon korban percaya setelah berkomunikasi rutin, pelaku meyakinkan mereka untuk berinvestasi di platform kripto atau cryptocurrency palsu," urai Tongam.

Baca juga: Waspada, Ini Ciri-ciri Investasi Bodong Menurut Kriteria OJK

Cara menghindari "pig butchering"

Agar masyarakat dapat terhindar dari modus penipuan pig butchering, Tongam meminta masyarakat untuk melakukan verifikasi validitas setiap peluang investasi.

Selain itu, masyarakat diminta untuk waspada terhadap nama domain yang meniru lembaga keuangan yang sah, terutama bursa mata uang kripto.

Masyarakat juga perlu mewaspadai URL yang salah eja. Sebab, sering kali ada modus dengan sedikit penyimpangan dari situs web lembaga keuangan yang sebenarnya.

Tongam menegaskan, masyarakat jangan sampai mengunduh atau menggunakan aplikasi yang tampak mencurigakan sebagai alat untuk berinvestasi, kecuali dapat memverifikasi keabsahannya.

"Apabila Anda menjadi korban, segera hentikan upaya transaksi dan laporkan kepada polisi dengan menyampaikan seluruh bukti-bukti yang telah disimpan," tandas dia.

Baca juga: Penipuan Robot Trading Fahrenheit Capai Rp 5 Triliun, Lebih Mengerikan dari Kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com