SURABAYA, KOMPAS.com - KAI Logistik meluncurkan rangkaian kereta api khusus pengangkut produk perikanan di Stasiun Kalimas Surabaya, Rabu (12/10/2022) sore.
Rangkaian kereta api tersebut menyediakan gerbong khusus agar produk perikanan tetap segar selama dalam perjalanan sehingga tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Peluncuran ditandai dengan pelepasan rangkaian jereta api yang membawa muatan produk perikanan sebanyak 38 teus atau sekitar 570 ton dengan tujuan Stasiun Kampung Bandan di Jakarta, dari stasiun Kalimas Surabaya.
Baca juga: KA Logistik Tambah Satu Rangkaian Kereta Kontainer
Direktur Utama KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah mengatakan, KA logistik perikanan dilengkapi gerbong yang memiliki pendingin khusus agar komoditas perikanan tetap segar.
"Ini sangat membantu penggiat UMKM produk perikanan dan kelautan ataupun nelayan dapat mempertahankan mutu dan meningkatkan daya jual," katanya.
Baca juga: Pasca Pandemi Covid-19, Traktor Nusantara Optimis Usaha Sektor Logistik Makin Membaik
Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan Dan Perikanan (KKP) Ishartini mengatakan, distribusi menggunakan kereta api diharapkan dapat lebih mendukung sektor kelautan dan perikanan, serta para pelaku usaha perikanan, mengingat hasil perikanan merupakan komoditas yang mudah rusak.
"Sifat hasil perikanan yang mudah rusak dan turun mutunya bila tidak ditangani dengan baik terutama penanganan pada saat pengangkutan, membutuhkan kinerja logistik dan sistem rantai dingin yang handal," katanya.
Baca juga: Perjalanan Kereta Api Terhambat akibat Rel Ambles, Dirut KAI: Mohon Maaf Sebesar-besarnya
Pada 2021 sebanyak 109,46 ribu ton masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang terdiri atas 78,58 ribu ton untuk konsumsi dengan komoditas utama yaitu ikan layang, udang, tuna, dan ikan lainnya, sedangkan 30,88 ribu ton untuk non konsumsi, dengan komoditas utama rumput laut dan kulit kerang Mutiara.
"Pelabuhan muat hasil perikanan di atas antara lain berasal dari Timika, Tarakan, Makasar Ambon, Bitung, Kendari, Dobo, dan wilayah Indonesia Timur lainnya," terang Ishartini.