Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: 600 Juta Orang di Pesisir Terancam akibat Perubahan Iklim

Kompas.com - 13/10/2022, 21:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, perubahan iklim yang terus terjadi bisa berdampak buruk terhadap 600 juta orang yang tinggal di wilayah pesisir. Persoalan iklim ini diperburuk dengan permasalahan ekonomi global, salah satunya tren kenaikan harga energi.

Hal itu diungkapkannya dalam Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 yang merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank Group 2022, Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim (Coalition of Finance Ministers for Climate Action) di

Pada pertemuan yang dipimpin Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Keuangan Finlandia Annika Saarikko, tercatat bahwa prospek ekonomi global yang tidak pasti mengakibatkan kemunduran besar pada pemulihan ekonomi global. Hal itu akibat dari konflik geopolitik dan meningkatnya frekuensi serta biaya yang diakibatkan oleh bencana alam.

Baca juga: Bantu UMKM Tingkatkan Penjualan, Ninja Xpress Bikin Sistem Komisi

Para negara anggota koalisi mengakui adanya potensi risiko kemunduran upaya mitigasi perubahan iklim di bawah tekanan dari tantangan kondisi ekonomi makro saat ini. Para negara anggota pun menegaskan bahwa percepatan aksi iklim bersama justru menjadi semakin penting.

“Dunia kita saat ini berbeda dengan saat kita memulai Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim empat tahun lalu. Peristiwa cuaca ekstrem lebih sering terjadi dan naiknya permukaan laut akibat pemanasan global dapat berdampak pada 600 juta orang yang tinggal di wilayah pesisir," ujar Sri Mulyani dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (13/10/2022).

"Pada saat yang sama, kita menghadapi biaya energi yang lebih tinggi, kondisi pembiayaan yang lebih ketat, dan ruang fiskal yang terbatas untuk mengelola pemulihan ekonomi pascapandemi," imbuh dia.

Baca juga: Sambut Indonesia Emas 2045, Bahlil: Tentang Bagaimana Umat Islam Kuasai Ekonomi Bangsa


Maka, kata Sri Mulyani, untuk menghindari skenario iklim terburuk diperlukan koordinasi global dalam menyediakan instrumen yang tepat termasuk untuk ketersediaan pendanaan transisi.

Para menteri keuangan pun menyetujui perlunya bergerak maju dengan transisi hijau sebagai bagian dari strategi pemulihan ekonomi dan pertumbuhan inklusif, sambil berusaha untuk meredam dampak buruk yang dihadapi oleh kelompok masyarakat paling rentan.

Ia mengungkapkan, Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim akan menghasilkan laporan tentang penguatan peran kementerian keuangan para negara anggota untuk mendorong aksi iklim dan investasi menjelang COP 27.

Baca juga: Situasi Global Tak Kondusif, Presidensi G20 Indonesia Lebih Kompleks

Laporan tersebut memberikan gambaran mengenai bagaimana para kementerian keuangan berperan untuk menciptakan lingkungan pendukung serta membenahi fungsi kebijakan makro dan fiskal agar dapat mendorong aksi iklim dan investasi.

Sementara itu, Annika Saarikko mengatakan, transisi hijau telah memperoleh dimensi baru selain perjuangan melawan perubahan iklim. Ia menilai, dengan melepaskan kebiasaan menggunakan bahan bakar fosil, maka akan mengurangi ketergantungan terhadap negara-negara yang memproduksi energi berbasis fosil.

"Pada saat yang sama, kita mencegah guncangan yang disebabkan oleh pasar energi terhadap perekonomian kita, seperti yang kita alami sekarang. Dengan transisi hijau, kita dapat lebih siap untuk menghadapi jenis krisis ini dan melindungi stabilitas masyarakat kita," jelasnya.

Baca juga: Menteri ESDM Ajak Investor Bantu Biayai Transisi Energi di Indonesia

Pada pertemuan itu, para menteri secara khusus memberikan perhatian khusus pada aspek ekonomi dan finansial transisi hijau, mendiskusikan gagasan atas pengambilan kebijakan yang efektif serta berbagi pengalaman dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam masa transisi.

Mereka menekankan bahwa menteri keuangan memainkan peranan penting dalam mendukung transisi hijau, termasuk transisi ke energi bersih dengan mempertimbangkan keunikan dan kondisi-kondisi khusus di negaranya masing-masing.

Anggota koalisi juga menggarisbawahi akan pentingnya keberlanjutan kerja sama dengan 25 mitra institusional dan rekan negara lainnya. Koalisi Menteri Keuangan untuk Aksi Iklim pun telah menerima 7 anggota negara baru yakni Australia, Kamerun, Djibouti, Irak, Kazakhstan, Mozambik, dan Singapura yang telah tergabung dalam Koalisi sejak Pertemuan Tingkat Menteri ke-7 di bulan April 2022. Maka saat ini keanggotaan koalisi mencakup 78 negara anggota.

Baca juga: Menko Airlangga: Pajak Karbon Berlaku Mulai 2025

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

IHSG Akhir Pekan Berakhir 'Hijau', Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

IHSG Akhir Pekan Berakhir "Hijau", Transaksi Capai Rp 14,2 Triliun

Whats New
Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Imbas Boikot, Kapitalisasi Pasar Starbucks Menguap Rp 186,43 Triliun

Whats New
Pembagian 'Rice Cooker' Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Pembagian "Rice Cooker" Gratis Ditargetkan Rampung Januari 2024

Whats New
Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Menguatkan Pertumbuhan dengan Teknik Penjualan Konsultatif (Bagian IV)

Whats New
Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Pentingnya Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi untuk Jaga Hak Anggota

Whats New
Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Tampung Usul Moeldoko, Operator Kereta Cepat Terbuka Bahas Kerja Sama

Whats New
Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Daya Beli Susut, Ekonomi Jepang Turun 2,9 Persen pada Kuartal III-2023

Whats New
Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Di COP28 Dubai, Petrokimia Gresik Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon

Whats New
Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Pupuk Indonesia Akan Sempurnakan i-Pubers untuk Distribusi Pupuk Subsidi

Whats New
Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Gantikan Hendri Mulya Syam, Nugroho Jadi Dirut Telkomsel

Whats New
TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

TOBA Bidik Ekspansi Bisnis ke Manajemen Pengolahan Limbah Berskala Regional

Whats New
Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Berapa Anggaran untuk Penjaminan Utang Kereta Cepat? Ini Kata Dirut PT PII

Whats New
5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

5 Cara Menggunakan Kartu Kredit dengan Bijak

Spend Smart
PLN Bakal Terapkan Teknologi Penyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

PLN Bakal Terapkan Teknologi Penyimpanan Karbon pada 19 PLTU Batu Bara

Whats New
Tiket Kereta untuk Libur Akhir Tahun Baru Terjual 30 Persen, Ini Penyebabnya

Tiket Kereta untuk Libur Akhir Tahun Baru Terjual 30 Persen, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com