Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Ke-4 FMCBG G20 Bahas Aset Kripto hingga Cross Border Payment

Kompas.com - 14/10/2022, 06:32 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertemuan keempat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (4th FMCBG) G20 hari kedua membahas sejumlah agenda penting di sektor keuangan.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, sejumlah topik penting yang dibahas meliputi peningkatan risiko keuangan terkait perubahan iklim, aset kripto, ketahanan siber, dan pembayaran lintas batas (cross border payment).

Kemudian pertemuan juga membahas strategi untuk mendukung pemulihan ekonomi, mengatasi scarring effect dari pandemi Covid-19 di sektor keuangan, mengatasi kerentanan inklusi keuangan, hingga data gaps initiative (DGI).

"Pada hari pertama pertemuan kita, kita melakukan diskusi yang bermanfaat tentang peningkatan ekonomi global dan arsitektur keuangan internasional. Hari ini kita beralih ke sesi berikutnya, yaitu masalah sektor keuangan," ujar Perry dalam welcoming remarks 4th FMCBG, Kamis (13/10/2022).

Baca juga: Tak Dapat Hadir Fisik di FMCBG G20 Bali, Gubernur Bank Sentral AS Minta Dibuatkan Baju Batik

Perubahan iklim

Lebih lanjut Perry menjelaskan, pembahasan terkait penanganan peningkatan risiko keuangan akibat perubahan iklim masih terus berlanjut. Financial Stability Board (FSB) telah menyerahkan panduan tentang pengawasan dan peraturan terhadap risiko perubahan iklim.

Dengan demikian, diperlukan pembasan terkait topik ini agar pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 November mendatang FSB dan Network for Greening the Financial System (NGFS) dapat menerbitkan laporan bersama terkait analisis sekenario perubahan iklim yang dapat dijadikan referensi bagi negara anggota G20 dalam mengantisipasi perubahan iklim.

"Setelah konsultasi publik pada bulan April dan laporan kemajuan tentang pengungkapan terkait iklim, kami ingin meminta bimbingan dan pandangan Anda tentang dua bidang ini untuk meningkatkan pekerjaan ini lebih lanjut," ucapnya.

Baca juga: Situasi Global Tak Kondusif, Presidensi G20 Indonesia Lebih Kompleks

Aset kripto

Sementara terkait topik aset kripto, G20 telah menyetujui bahwa aset kripto termasuk stable coin harus tunduk pada regulasi dan pengawasan yang ketat. Selain itu, G20 juga mempertimbangkan fitur aset kripto yang baru dan pemanfaatannya.

Perry bilang, FSB juga telah menyerahkan beberapa laporan terkait aset kripto ini. Laporan pertama berisi pasar dan aktivitas aset kripto sedangkan laporan kedua tentang pengaturan stable coin global.

Baca juga: BI Implementasikan QR Cross Border dengan Malaysia dan Thailand, Apa Keuntungannya?

 

Cross Border Payment

Kemudian, untuk topik cross border payment seluruh menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G20 telah sepakat untuk membahas implementasi peta jalan cross border payment pada pertemuan Februari lalu.

"Dalam hal ini, FSB juga akan melaporkan kepada G20 dan publik pada November 2022 tentang pendekatan yang diusulkan untuk memantau kemajuan apa yang menjadi target menggunakan indikator kinerja utama," kata Perry.

Baca juga: 2 Paragraf soal Rusia-Ukraina Gagal Disepakati, Pertemuan FMCBG G20 di Bali Tak Hasilkan Pernyataan Bersama

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com