Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Seputar Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang Pertama di ASEAN, Bukan Bantuan China hingga Klaim Waktu Tempuh 36 Menit

Kompas.com - 14/10/2022, 07:38 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Kamis (13/10/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Stasiun Tegalluar Kereta Cepat, Kabupaten Bandung.

Presiden Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB didampingi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Jokowi meninjau kereta cepat inspeksi mulai dari depan stasiun hingga rangkaian terakhir.

Berdasarkan peninjauan Presiden Jokowi, berikut ini informasi update seputar proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung:

Baca juga: [POPULER MONEY] Luhut Anjurkan Masyarakat Tanam Cabai | Jokowi Yakin Kereta Cepat Jakarta Bandung Beroperasi Juni 2023

Progres proyek KCJB 88 persen

Jokowi mengatakan, saat ini, progres proyek KCJB secara keseluruhan sudah mencapai 88,8 persen. Adapun untuk progres konstruksi KCJB mencapai 78,80 persen dan progres investasi mencapai 89,33 persen. 

Karenanya, ia optimistis kereta cepat dapat beroperasi mulai Juni 2023. "Peluncuran operasional insya Allah kurang lebih Juni 2023," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan mobilitas masyarakat dan barang. Tak hanya itu, kereta cepat diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi baru di kedua kota.

"Kemudian daya saing kita juga akan semakin kuat, kemudian ada titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Jakarta ada, di Bandung ada di kabupaten Bandung juga terjadi," ujarnya.

Jokowi mengatakan, KCJB merupakan kereta cepat pertama di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Ia berharap kereta cepat ini dapat menciptakan konektivitas antar negara dengan dihubungkan dengan bandar udara dan pelabuhan.

"Dan itu sudah jadi gagasan besar di ASEAN agar konektivitas antarnegara-negara ASEAN tersambungkan secepat-cepatnya dalam rangka daya saing ASEAN," ucap dia.

Baca juga: Tinjau Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bareng Luhut, Jokowi: Daya Saing Kita Akan Makin Kuat

Bukan bantuan China

Jokowi juga menegaskan bahwa Kereta Cepat Jakarta - Bandung bukan bantuan dari China melainkan kerja sama dengan Indonesia.

"Ini bukan bantuan, ini adalah kerja sama antara Indonesia dan China. Ada investasi di sini, jadi bukan bantuan," kata Jokowi.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, proyek KCJB ini merupakan kerja sama dua negara yaitu 40 persen Pemerintah China dan 60 persen Pemerintah Indonesia.

"Proyek ini investasi Tiongkok benar jadi 40 persen dimiliki BUMN Tiongkok, 60 persen BUMN Indonesia ini kan investasi, terkait dengan pinjaman dari China Development Bank (CBD) 70 persen. Artinya 85 persen dana Tiongkok itu berputar di sini," kata Dwiyana.

Ia melanjutkan 70 persen dana dari CBD digunakan untuk belanja dalam negeri. "70 persen dana itu untuk pembelanjaan dalam negeri yang menikmati ya masyarakat sekitar," ujarnya.

Baca juga: KCIC: Naik Kereta Cepat, Waktu Tempuh Jakarta-Bandung ibarat KRL Manggarai-Jakarta Kota

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com