Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi AS Masih "Panas", Siap-siap Suku Bunga The Fed Naik Lagi

Kompas.com - 15/10/2022, 09:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Sinyal kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang agresif pada November mendatang menjadi semakin kuat. Ini seiring dengan masih tingginya tingkat inflasi Negeri Paman Sam.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat, pada September lalu terjadi inflasi sebesar 0,4 persen secara bulanan (month to month/mtm). Ini lebih tinggi dari proyeksi pasar dan ekonom di level 0,2 persen secara bulnana.

Bukan hanya pada level bulanan, proyeksi pasar yang meleset juga terjadi pada inflasi secara tahunan (year on year/yoy). Tercatat pada September lalu terjadi inflasi sebesar 8,3 persen secara tahunan, lebih tinggi 0,1 persen dari prediksi pasar di level 8,2 persen.

Baca juga: Hadapi Resesi 2023, Simak Cara Meracik Dana Darurat agar Tetap Tenang

Namun yang perlu menjadi perhatian ialah inflasi inti AS yang mencapai 6,6 persen secara tahunan. Ini menjadi level yang tertinggi sejak Agustus 1982.

Komponen inflasi inti biasanya menjadi pertimbangan utama bank sentral dalam menentukan arah kebijakan moneter. Pasalnya, inflasi inti berpengaruh terhadap semua kenaikan harga barang dan jasa kecuali dalam sektor makanan dan energi.

"Inflasi telah menjadi seperti kanker. Ini bermula pada satu sektor ekonomi, dan sekarang tengah menyebar secara cepat, menginfeksi sektor ekonomi lainnya," ujar Chief Economist FwdBonds, Christopher S. Rupkey, dilansir dari CNN, Sabtu (15/10/2022).

Baca juga: Potensi Resesi Global 2023, Ini Investasi yang Disarakan Robert Kiyosaki


Jika dilihat secara bulanan, tingkat harga sejumlah komoditas mengalami penurunan. Namun demikian, secara tahunan harga komoditas masih jauh lebih tinggi.

Misal saja harga bensin yang menurun 4,9 persen pada September dibanding bulan sebelumnya, tapi masih lebih tinggi 18,2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Mebel mengalami penurunan harga sebesar 0,1 persen secara bulanan, namun masih melesat 10,1 persen secara tahunan.

Proyeksi kenaikan suku bunga The Fed

Dengan tingkat inflasi yang masih tinggi dan melebihi prediksi pasar, tentu saja pasar semakin berekspektasi The Fed kembali menaikan suku bunga acuannya secara agresif pada pertemuan November 2022.

Sebab, pejabat The Fed dalam berbagai kesempatan menekankan komitmennya untuk memerangi inflasi, meskipun perlu "mengorbankan" perekonomian.

Baca juga: Sri Mulyani: Kenaikan Suku Bunga The Fed Sudah Terprediksi

Chief Economist Raymond James Eugenio Aleman meyakini, The Fed kembali mengkerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis points (bps) pada pertemuan November 2022. Pengetatan kebijakan moneter yang agresif diprediksi berlanjut hingga akhir tahun ini.

"Saya pikir The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis points pada November dan 50 hingga 75 basis points pada Desember," kata dia.

Menurutnya, jika The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih tinggi dari angka tersebut, maka kondisi perekonomian global akan semakin terpuruk. Ancaman resesi global menjadi semakin nyata.

"Jika The Fed memilih untuk menaikan lebih tinggi dari itu, mereka berpotensi mengirimkan perekonomian ke dalam jurang resesi yang lebih dalam dari ekspektasi kita saat ini," ucap dia.

Baca juga: Sepanjang 2022, The Fed Sudah Naikkan Suku Bunga Acuannya Sebanyak 5 Kali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com