KOMPAS.com - Faktor produksi asli adalah salah satu istilah dakam dunia usaha. Faktor produksi asli adalah salah satu jenis dari berbagai faktor penting dalam suatu bisnis produksi.
Jenis yang lainnya disebut dengan faktor produksi turunan. Baik faktor produksi asli maupun turunan memiliki perbedaan.
Dikutip dari Investopedia, faktor produksi adalah input yang dibutuhkan untuk bisa memproduksi barang atau jasa. Beberapa input tersebut antara lain tenaga kerja, alam, modal, dan kewirausahaan.
Dari keempatnya itu, yang termasuk faktor produksi asli adalah alam dan tenaga kerja. Sementara modal dan kewirausahaan termasuk dalam kategori faktor produksi turunan.
Baca juga: Pengertian Biaya Variabel, Ciri, Contoh, dan Hitungannya
Sebuah produksi memerlukan berbagai bahan yang memungkinkan untuk dilakukannya proses tersebut. Untuk bisa melakukan produksi, maka diperlukan tenaga manusia, sumber alam, modal, dan yang lainnya.
Semua unsur itulah yang disebut faktor-faktor produksi. Jadi, faktor produksi adalah semua unsur yang menopang suatu bisnis usaha, baik itu penciptaan nilai ataupun memperbesar nilai barang.
Dikutip dari buku Ekonomi untuk SMA/MA Kelas X yang dikarang Supriyanto dan Ali Muhson, berikut ini dua jenis faktor produksi asli:
1. Faktor produksi alam
Segala sesuatu yang terdapat di alam semesta ini, baik di darat, laut, maupun udara, yang digunakan dalam produksi adalah faktor produksi alam atau sumber daya alam.
Tanah yang terhampar luas, baik komponen yang ada di atasnya seperti air, udara, tumbuhan, dan binatang, maupun yang ada di dalamnya seperti bebatuan, emas, tembaga, batu bara, dan timah, merupakan contoh faktor produksi alam.
Balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi alam bisa berupa sewa, seperti sewa tanah.
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor ini adalah segala kegiatan manusia, baik jasmani maupun rohani, yang dapat digunakan dalam produksi. Secara garis besar, faktor produksi tenaga kerja dibagi ke dalam dua bagian, yakni tenaga kerja pikiran (rohani) dan tenaga kerja fisik (jasmani).
Tenaga kerja pikiran menggunakan lebih banyak menggunakan pikiran daripada kekuatan fisik, contohnya kemampuan organisasi, teknologi, dan manajerial.
Sementara tenaga kerja jasmani lebih banyak menggunakan kekuatan fisik dalam melakukan produksi. Tenaga kerja fisik ini terbagi dalam tiga kategori yakni tenaga kerja terdidik, terlatih, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih.
Baca juga: Pengertian Biaya Overhead Pabrik, Jenis, dan Menghitungnya