Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI dan OJK Dorong Digitalisasi BPR dengan QRIS

Kompas.com - 18/10/2022, 08:12 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Bank Perkreditan Rakyat (BPR) untuk terdigitalisasi dengan memperluas penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) hingga ke BPR-BPR.

Adapun pemerintah dan regulator memiliki target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024 dan mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), salah satunya melalui kampanye penggunaan QRIS.

Analis Kantor Perwakilan BI Provinsi Banten Khoirunisa Elkarima mengatakan, ketika BPR sudah mulai terdigitalisasi, maka layanan keuangan lainnya pun akan ikut berkembang. Sebab, banyak manfaat yang akan dirasakan pedagang dan pembeli saat mereka bertransaksi menggunakan QRIS.

Baca juga: Apa itu QRIS, Pahami Cara Menggunakannya

Sebagai upaya untuk mendukung langkah yang dilakukan BI dan OJK, PT BPR Magga Jaya Utama atau Bank Maju meluncurkan layanan transaksi digital berbasis QRIS di Pasar Bersih Malabar, Cibodas, Kota Tangerang, Banten.

Dengan layanan QRIS Bank Maju ini, merchant nasabah Bank Maju khususnya yang memiliki usaha dapat memanfaatkan layanan pembayaran berbasiskan QRIS, serta untuk mengelola transaksi dan kebutuhan merchant nasabah secara efektif dan efisien.

"Diharapkan nantinya pasar tradisional lainnya di tangerang bisa segera mendigitalisasi sistem pembayarannya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (17/10/2022).

Pengawas Senior Kepala Pengawas Regional 1 OJK, Ahmad Husein menambahkan, jika BPR tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman, maka sistem keuangan pembayaran nasional akan tertinggal.

"Nasabah sekarang tidak lagi ke bank, namun bisa buka rekening dari rumah. Melalui digitalisasi, BPR punya daya saing dengan berbagai lembaga keuangan lainnya. Bank Maju sebagai pelopor digitalisasi BPR di Regional 1," tambah Ahmad.

Berdasarkan data BI, jumlah pengguna sistem pembayaran digital QRIS terus bertambah dan semakin mendekati target 30 juta pengguna di 2022. Hingga saat ini jumlah pengguna QRIS sudah mencapai 23 juta pengguna di mana 20,5 jutanya merupakan UMKM dan 90 persen di antaranya merupakan usaha kecil dan mikro.

Komisaris Bank Maju Johannes Setiadharma mengatakan, dengan menggunakan transaksi berbasikan QRIS, tabungan dan operasional nasabah menjadi lebih aman dan efesien.

Pasalnya, digitalisasi dengan QRIS, tidak perlu lagi menyimpan uang di brankas. Transaksi digital dapat menghindarkan pembeli dan penjual pasar dari perampokan.

Layanan transaksi digital berbasis QRIS Bank Maju ini dapat terwujud berkat kolaborasi dengan salah satu platform penyedia jasa sistem pembayaran digital yaitu PT Netzme Kreasi Indonesia.

"Kolaborasi ini dapat terwujud karena Bank Maju dan Netzme memiliki misi yang serupa yaitu berupaya meningkatkan tingkat inklusi keuangan digital dan perluasan teknologi digital di masyarakat, khususnya bagi UMKM," kata Johannes.

CEO Netzme Vicky G Saputra menambahkan, diharapkan kerja sama ini dapat membawa UMKM ke level yang lebih tinggi sehingga dapat mengubah kebiasaan masyarakat menjadi semakin nyaman dan terbiasa bertransaksi dengan QRIS.

Selain itu, QRIS Bank Maju ini diharapkan dapat mendorong digitalisasi keuangan, untuk mendukung program dari Bank Indonesia untuk mendigitalisasi sistem pembayaran.

“Kontribusi Netzme dalam mendukung digitalisasi ekonomi terutama untuk UMKM semakin luas, setelah pada beberapa bulan lalu Netzme bersama Pemprov DKI Jakarta serta Dinas PPKUKM meluncurkan QRIS Jakpreneur,” tutur Vicky.

Kerja sama antara Bank Maju dan Netzme akan terus berkembang dan tidak hanya berhenti dalam penyediaan layanan transaksi digital berbasis QRIS ini.

Ke depannya, Bank Maju dan Netzme akan bekerja sama untuk mendigitalisasi berbagai sistem pembayaran lainnya seperti pembayaran uang sekolah dan pembayaran lainnya yang saat ini masih dilakukan secara tunai.

Baca juga: QRIS Antarnegara, Belanja di Thailand Kini Bisa Pakai Aplikasi BCA Mobile

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com