JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan siap untuk menyukseskan transisi energi khususnya mengejar target bebas emisi karbon (nett zero emission/NZE) 2060. Hal itu disampaikannya dalam acara State Owned Enterprise (SOE) International Conference 2022 di Nusa Dua Bali, Senin (17/10/2022).
“PLN telah menyiapkan peta jalan sejak 2021 dan telah disampaikan pada KTT COP26 di Glasgow. Artinya, PLN sudah siap memimpin transisi energi di Indonesia,” kata Darmawan, dikutip dalam siaran persnya.
Darmawan mengatakan, untuk mendukung rencana tersebut, PLN sudah menyiapkan early retirement pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk mencapai NZE pada tahun 2060. Tahapan mekanisme pensiun PLTU batu bara akan dilaksanakan secara bertahap hingga tahun 2056 dan PLN akan menggantinya dengan EBT.
Baca juga: Dirut PLN Sebut Penggunaan Kendaraan Listrik Bisa Kurangi 50 Persen Emisi Karbon
“Percepatan retirement PLTU sebesar 3,5 GW dapat dilakukan sebelum 2040, untuk PLTU dengan teknologi subcritical. Percepatan retirement tersebut dapat dilakukan ketika kapasitas EBT pengganti sudah operasional, aspek just transition terpenuhi, tidak menyebabkan peningkatan beban keuangan yang memberatkan pemerintah, dan adanya bantuan pendanaan dari komunitas internasional,” ujar dia.
Selain early retirement, PLN akan mencapai NZE di 2060 dengan mengoperasikan PLTU dengan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) sebesar 19 GW. Inisiatif lainnya seperti biomass cofiring di beberapa PLTU juga akan dilakukan untuk mencegah emisi di masa mendatang.
"Tak hanya mempensiunkan PLTU eksisting, PLN juga tidak akan melakukan pembangunan PLTU, kecuali penyelesaian pembangunan yang saat ini sudah dalam tahap konstruksi," lanjut Darmawan.
Untuk bisa memensiunkan PLTU, PLN membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu pemerintah telah meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM) sebagai salah satu strategi pembiayaan untuk mempensiunkan PLTU ini.
Darmawan menjelaskan selain memensiunkan PLTU secara bertahap, dalam upaya mengurangi emisi di PLTU yang telah beroperasi, PLN berinovasi dengan melaksanakan program co-firing biomassa. Melalui substitusi sebagian batu bara dengan biomassa ini berdampak terhadap peningkatan bauran EBT dan penurunan emisi karbon.
“Ini adalah ekosistem energi berbasis kerakyatan karena pasokan biomassa akan dipenuhi dari kolaborasi seluruh elemen masyarakat,” ujarnya.
Pelaksanaan program co-firing di PLTU milik PLN tersebut dimulai dari tahun 2020 di 32 lokasi PLTU.
Baca juga: Bos PLN: 5 Giga Watt PLTU Akan Dipensiunkan Sebelum Tahun 2030
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.