Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT CPB Operasikan Pabrik Olahan Makanan Beku Senilai Rp 120 Miliar di Kawasan Industri Kendal

Kompas.com - 18/10/2022, 16:40 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Central Proteina Prima Tbk. (CP Prima) melalui anak usaha PT Centralpertiwi Bahari (CPB), resmi mengoperasionalkan pabrik pengolahan makanan beku (Food Processing Plant) di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah.

Wakil Presiden Direktur CP Prima Paulius Juta mengatakan, pabrik baru ini akan fokus untuk mengolah makanan beku berbasis boga bahari dengan merek Fiesta Seafood dan Shifudo.

"Fasilitas baru ini berdiri di lahan 2,2 hektar dengan kapasitas terpasang mencapai lebih dari 1.000 ton per bulan yang akan semakin mengukuhkan posisi perusahaan dalam industri makanan olahan beku," ujar Paulius dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/10/2022).

Adapun total biaya untuk membangun pabrik makanan boga bahari di Kendal adalah sekitar Rp 120 miliar. Perseroan telah mengeluarkan sekitar Rp 38 miliar dari dana internal untuk membeli tanah dan membangun fasilitas produksi pada tahun 2021 lalu, dan proses pembangunan ini akhirnya dapat terselesaikan dan diresmikan pada 17 Oktober 2022.

Baca juga: Bank DBS Sebut Potensi Resesi Global 2023 Tak Berpengaruh ke Bisnis Asuransi

PT CPB merupakan anak usaha PT Central Proteina Prima Tbk (CP Prima) yang memproduksi dan mendistribusikan produk olahan ikan dan udang beku baik ke pasar domestik maupun mancanegara. Tahun 2021, CPB memberikan kontribusi sebesar 14 persen terhadap pendapatan Perseroan.

Produk olahan makanan beku merupakan salah satu pilar yang akan mendorong pertumbuhan pendapatan Perseroan dimasa mendatang.

"Visi dan misi CPB adalah menjadi perusahaan pengolahan makanan beku terpercaya. Secara konsisten menyuguhkan dan mempromosikan produk-produk olahan beku yang berkualitas tinggi, lezat dengan harga terjangkau," kata dia.

Sementara itu, Corporate Secretary CP Prima Armand Ardika mengatakan, pihaknya mempunyai rencana untuk membangun pabrik produksi makanan hewan kesayangan berikut gudangnya, serta beberapa capex lain seperti membangun fasilitas pembibitan udang di Bangka. Perencanaan pembangunan fasilitas pembibitan di Bangka ini disebabkan karena permintaan akan benur dari Bangka dalam beberapa waktu terakhir cukup tinggi.

Pendanaan program capex ini sebagian besar berasal dari dana internal, walaupun tentunya tidak tertutup kemungkinan Perseroan dapat mendapatkan kredit investasi dari bank-bank yang tertarik untuk mendanai berbagai program CP Prima.

Armand melihat pasca pandemi banyak anggota masyarakat sudah beraktivitas di luar rumah dan bisnis makanan tidak mengalami penurunan, sehingga Perseroan fokus untuk menghasilkan produk makanan boga bahari yang baik, berkualitas baik dan harga terjangkau.

Baca juga: Pemerintah Didorong Tingkatkan Investasi di Industri Kendaraan Listrik

Dari sisi makanan hewan kesayangan, Perseroan saat ini melihat bahwa pertumbuhan pasar domestik masih tetap tumbuh 30 persen, namun PCP Prima mulai mengembangkan pasar ekspor untuk menjaga momentum pertumbuhan penjualan makanan hewan kesayangan.

Untuk bisnis pakan ikan, Perseroan sedang mengembangkan bibit ikan nila yang tahan untuk budidaya di air payau (high salinity). Untuk bisnis pakan udang, Perseroan sedang melakukan pengembangan jumlah teknisi agar dapat mendampingi para petambak untuk mengelola proses budidaya supaya produktivitas dari tambak-tambak udang terjaga di tengah perubahan cuaca.

"Perseroan menargetkan penjualan pada tahun 2022 tumbuh 5-10 persen dari penjualan pada tahun 2021, dan menjaga level Net Profit Margin yang sama atau lebih meningkat sedikit dari tahun 2021, agar market share Perseroan tetap terjaga dan sekaligus juga menghasilkan kinerja keuangan yang baik," ujar Armand.

Baca juga: Survei BI: Kredit Korporasi Masih Tumbuh di September 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com