Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Resesi Global, OJK Imbau Masyarakat Kelola Keuangan dengan Bijak

Kompas.com - 18/10/2022, 17:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Analis Eksekutif Senior Strategic Committee OJK Sekar Putih Djarot mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 memang memukul ekonomi global, dan semua negara berjuang untuk bangkit dari krisis. Namun, Indonesia dengan berbagai kebijakan, mampu keluar dari kondisi krisis tersebut dan terus pulih.

Di sisi lain, ketika pandemi Covid-19 usai dan Indonesia keluar dari krisis, dunia dihadapkan pada ancaman inflasi dan stagflasi yang dapat menurunkan daya beli dan meningkatkan angka pengangguran.

Tapi, ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh dengan baik, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5 persen, meskipun ekonomi dunia melambat. Lalu, bagaimana dampaknya ke masyarakat, dan bagaimana cara menghadapinya?

Baca juga: Bank DBS Sebut Potensi Resesi Global 2023 Tak Berpengaruh ke Bisnis Asuransi

Menurut Sekar, untuk menghadapi potensi resesi global, masyarakat perlu mengelola keuangannya dengan bijak. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dari dampak resesi global, yakni dengan mengelola pos keuangan, dan menetapkan skala prioritas.

“Kita tetap harus waspada dengan risiko perlambatan ekonomi global. Dalam mitigasinya untuk kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa langkah pengelolaan keuangan yang bisa dilakukan, seperti mengelola pos keuangan, misalkan pos kebutuhan dan keinginan, tentunya dengan berhemat,” kata Sekar secara virtual, Selasa (18/10/2022).

Di sisi lain, Sekar menekankan pentingnya memiliki dana darurat untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang terjadi. Selain itu juga, melakukan investasi sesuai dengan profil risiko yang dimiliki.

Baca juga: Kreativitas Jadi Kunci Menghadapi Resesi 2023

Dia mengingatkan, investasi tidak kalah penting dilakukan saat dunia dibayangi oleh resesi global. Tapi, tentunya masyarakat harus paham bahwa investasi memiliki risiko, sehingga perlu menyesuaikan dengan profil risiko dan menekankan prinsi 2L (legal dan logis).

“Masyarakat dapat memilik instrumen investasi yang memberikan imbal hasil lebih besar dari inflasi, tapi harus mempertimbangkan juga prinsip 2L,” lanjut dia.

Sekar juga mengimbau agar masyarakat memiliki literasi keuangan yang baik, sehingga dapat memilih produk dan layanan keuangan yang baik, serta membuat keputusan yang bijak dalam pilihan keuangannya.

Baca juga: Ada Ancaman Resesi Global, Sandiaga Ungkap Banyak Investor Galau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com