Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Meta Leadership: Gaya Kepemimpinan Efektif di Era Badai Krisis

Kompas.com - 19/10/2022, 15:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setiap pihak pastinya memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyelesaikan masalah. Akan tetapi, meta leader dapat menyatukan mereka dengan menemukan common ground yang diterima semua pihak.

Selain itu, meta leader mengetahui bahwa ada kondisi tertentu yang membuat berbagai pihak ingin bekerja sama.

Richard Hackman ada semacam enabling condition yang berkontribusi meningkatkan kolaborasi antar personel.

Haas & Mortensen (2016) dalam artikelnya yang berjudul The Secret of Great Teamwork menuturkan, ada empat enabling condition yang dapat meningkatkan kerja sama tim, yang saya interpretasikan sesuai konteks artikel.

Pertama, adanya arah yang jelas. Poin ini sebenarnya fundamental bagi siapapun yang terlibat dalam tim karena menunjukkan pentingnya komunikasi.

Pemimpin perlu memberikan instruksi yang jelas kepada timnya agar mereka dapat bekerja. Jika komunikasi tidak berlangsung dengan baik dan jelas, maka kerjasama tim akan berantakan. Masing-masing akan menginterpretasikan instruksi sesuai perspektifnya.

Kedua, punya struktur yang kuat. Struktur yang kuat di sini tidak hanya pemimpin, namun timnya juga seimbang.

Saling melengkapi dan bisa membantu yang lain jika dibutuhkan. Struktur yang kuat berarti juga ada budaya learning transfer antarsesama anggotanya. Struktur yang kuat juga berarti setiap tim punya satu pemahaman akan tujuan.

Ketiga, adanya dukungan sumber daya. Setiap orang memiliki sumber daya yang berbeda. Misalnya jika kita memiliki tim dari Jakarta dan Maluku, mereka punya akses sumber daya yang berbeda.

Jadi, meta leader harus memastikan apakah dalam pembagian tugas, mereka punya akses sumber daya yang dibutuhkan.

Terakhir adalah shared mindset. Dengan tim yang beragam dari segi latar belakang dan tempat tinggal, memiliki pola pikir yang sejalan akan sangat membantu.

Pola pikir bahwa apa yang dikerjakan memiliki dampak bagi banyak orang. Pola pikir jika kita semua bagian penting. Pola pikir seperti ini perlu ditanamkan.

Meta leader memahami ini sebagai cara mereka untuk membangun kerja tim yang solid. Meta leader berusaha membuat iklim kerja yang inklusif, yang membuat semua orang di dalamnya merasa berharga dan bisa mendapatkan banyak pelajaran.

Meta leader mendorong semuanya untuk berkontribusi sesuai dengan kemampuannya. Terlebih, membuat semua orang merasa engage dengan pekerjaannya akan menghasilkan banyak manfaat.

Salah satunya adalah meningkatnya moral dan semangat kerja. Menurut survei Gallup 2022, 41 persen karyawan akan lebih jarang absen jika mereka engage dengan pekerjaannya. Hal ini tentunya menjadi pertanda bahwa mereka semangat dalam bekerja.

Membentuk Meta Leader

Meta leader memiliki banyak keunikan. Kita lihat banyak contoh meta leader yang mampu menciptakan banyak sektor bisnis dan pergerakan di berbagai bidang.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendengarkan pandangan anggota DPR saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/11/2021). RDP tersebut membahas permasalahan data dalam rangka sinkronisasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data peserta Penerima Bantuan luran (PBI). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendengarkan pandangan anggota DPR saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/11/2021). RDP tersebut membahas permasalahan data dalam rangka sinkronisasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data peserta Penerima Bantuan luran (PBI). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Budi Gunadi Sadikin merupakan contoh lain dari seorang meta leader di Indonesia. Dia tidak memiliki pengalaman dan bahkan latar belakang kesehatan. Jejak kariernya beragam.

Dia adalah lulusan jurusan Fisika Nuklir. Awal mula kariernya berkiprah di sektor teknologi dan bekerja di IBM Asia Pasifik dan Indonesia.

Kemudian, dia merambah ke sektor keuangan, lalu ke sektor peleburan aluminium. Dia juga pernah memimpin Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional.

Rekam jejak yang beragam menjadi aset baginya untuk melaksanakan tugasnya sebagai Menteri Kesehatan.

Retno Marsudi juga termasuk sosok meta leader. Retno adalah seorang diplomat yang mampu menyatukan berbagai kepentingan.

Ketika COVID-19 melanda, Retno mampu mengamankan pasokan vaksin berkat keahlian diplomasinya. Dia membuktikan bahwa urusan diplomasi itu bisa dilakukan oleh siapapun tanpa terkecuali.

Dari cerita singkat berbagai tokoh meta leader, mereka memiliki empat core principle yang harus dimiliki oleh pemimpin masa kini: rasa ingin tahu, rendah hati, dan life-long learner, dan konektor.

Empat sifat prinsip ini yang nantinya akan membuat kita menjadi pemimpin yang lebih baik, pemimpin yang mengayomi, pemimpin yang memiliki pengetahuan luas, dan pemimpin yang inovatif dan kreatif.

Indonesia dan dunia global membutuhkan sosok pemimpin hebat yang mampu menjadi konektor yang dapat menjembatani banyak pihak.

Meta leader akan semakin dibutuhkan untuk menghadapi krisis yang terjadi di dunia ini.

Namun, saya yakin, akan muncul pemimpin hebat yang sensitif terhadap masalah global dan domestik, bergerak untuk menyelesaikannya satu per satu, dan bisa merangkul banyak orang!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com